Cegah Bahan Pangan Keluar

oleh
oleh
JUMPA PERS: Kajari Kapuas Arif Raharjo bersama jajaran saat rilis kasus tipikor yang menjerat oknum komisaris KPU Kapuas, kemarin.

PALANGKA RAYA-Berdasarkan sampel yang diambii dari dua kota besar di Kalteng, Palangka Raya dan Sampit, diketahui ada beberapa komoditas bahan pangan yang menjadi penyumbang terbesar terhadap tingkat inflasi di wilayah Kalteng. Untuk menangani laju inflasi, beberapa langkah sudah diambil oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng dan pemerintah kabupaten/kota, baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

Program jangka pendek yang sudah dijalankan oleh Pemprov Kalteng bersama pemerintah kabupaten/kota yakni menggelar pasar murah dan pasar penyeimbang. Untuk jangka menengahnya, Pemprov Kalteng melaksanakan gerakan penanaman cabai dan bawang merah, sehingga dapat dipanen dalam beberapa waktu mendatang. Gubernur pun sudah menginstruksikan kepada seluruh pemerintah kabupaten/kota yang ada di Bumi Tambun Bungai untuk menjalankan program serupa di daerah masing-masing.

“Untuk jangka pendek sudah dilaksanakan pasar murah dan pasar penyeimbang, jangka menengahnya kami laksanakan penanaman komoditas pangan cepat panen yang menjadi salah satu penyumbang inflasi,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Sunarti.

Sedangkan untuk program jangka panjang yang dilakukan yakni mengaktifkan satgas pangan dalam rangka mencegah keluarnya komoditas pangan produksi petani Kalteng. Sebab, selama ini masih ditemukan komoditas pangan yang dibawa keluar daerah, lalu kembali lagi ke Kalteng.

“Hal ini menyebabkan harga barang-barang yang seharusnya bisa dibeli dengan lebih murah oleh masyarakat, tapi karena sudah dikirim keluar lalu kembali lagi ke Kalteng, otomatis harganya jadi lebih mahal,” ucapnya.

Salah satu komoditas yang dimaksud yakni beras lokal atau yang sering disebut beras Siam. Berdasarkan data, salah satu komoditas penyumbang inflasi di Kota Palangka Raya adalah beras lokal.

Baca Juga:  Investasi Emas di Pegadaian Jadi Solusi Masa Depan Finansial Masyarakat Kalteng

“Selama ini gabah beras lokal yang diproduksi dari Kalteng diambil dan dibawa ke provinsi tetangga, diproses di sana (Banjarmasin, red), kemudian dibawa lagi ke Kalteng untuk dibeli oleh masyarakat, itulah mengapa harganya lebih tinggi, itu pula yang menjadi penyebab inflasi di Kota Palangka Raya,” bebernya.

Sunarti menyebut, selama ini beras lokal banyak ditanam oleh petani di Kabupaten Kapuas, karena di beberapa titik di wilayah Kabupaten Kapuas masih memiliki genangan air yang cukup tinggi. Varietas padi lokal ini lebih tahan terhadap genangan air. Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran sudah menegaskan agar komoditas produk lokal Kalteng tidak diperkenankan dibawa keluar daerah.

“Tentunya pemprov harus mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam rangka mengupayakan agar produk-produk lokal tidak sampai keluar Kalteng,” jelasnya.

Salah satu yang bisa dilakukan pemerintah adalah menyiapkan penggilingan padi modern dan gudang penyimpanan padi yang baik. Dengan demikian, saat bukan musim panen, pihaknya bisa menguatkan stok atau penyimpanan beras sehingga harga pasar tetap stabil alias tidak melonjak. Namun saat panen raya, gabah bisa disimpan pada gudang penyimpanan tersebut. Padi yang digiling hanya secukupnya sesuai keperluan masyarakat.

“Gubernur sangat serius dengan rencana ini, beliau sudah meminta kami untuk memetakan, kira-kira akan dibangun di mana dan kapasitasnya berapa untuk keperluan itu, ditargetkan tahun depan sudah terbangun,” pungkasnya. (abw/ce/ala/ko)