Terkait kendala yang ditemui dalam penyaluran dana BLT BBM ini, yang paling dominan adalah ketidaksesuaian data domisili yang dikirim oleh calon penerima dengan tempat tinggal penerima saat ini. Dikatakannya bahwa masih banyak KPM yang sulit ditemui petugas karena tempat tinggal yang terus berpindah. Kendala lainnya yang dihadapi yakni alamat yang ditulis tidak lengkap.
“Kami ambil contoh di Palangka Raya saja, di sini kan lingkungan urban, masyarakatnya bisa pindah-pindah rumah, inilah yang jadi kesulitan kami untuk mencairkan BLT ini, begitu pun dengan daerah lain,” bebernya.
Masih dengan masalah yang sama, pembaruan data seperti nama lengkap dari KPM juga menyulitkan petugas ketika akan menyalurkan BLT ini.
“Misal ketika kami turun ke daerah-daerah, nama calon penerima sesuai data yang ada pada kami justru tidak dikenal masyarakat di sana, karena mereka lebih familiar dengan nama panggilan, ini juga menyulitkan petugas,” jelasnya.
Selain itu, lokasi tempat tinggal penerima yang sulit dijangkau juga menjadi kendala bagi Kantor Pos Cabang Palangka Raya dalam menyalurkan BLT kepada masyarakat. Kusuma tak menampik bahwa petugas sering menemui kendala saat akan menyalurkan dana kepada calon penerima yang tinggal di daerah-daerah terpencil karena sulitnya akses. Butuh waktu yang tak sedikit untuk bisa mencapai lokasi tempat tinggal penerima.
Meski tidak mudah dalam pelaksanaan, Kusuma memastikan bahwa pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin agar bantuan tersebut sampai ke tangan penerima. Pihaknya akan menjalankan tugas sebagaimana kepercayaan yang diberikan pusat.
Ia menambahkan, BLT BBM ini akan diberikan lagi kepada masyarakat pada akhir tahun, khususnya mereka yang sebelumnya belum berkesempatan mendapatkan bantuan pada tahap satu.
“Akan ada penyaluran lagi akhir tahun nanti, itu untuk tahap dua, tapi kami belum bisa memastikan kapan dan apakah kami akan dipercaya menjadi penyalur lagi,” tandasnya. (dan/ce/ala/ko)