Ratusan Hektare Lahan Food Estate Mangkrak

oleh
oleh
BELUM DITANAM: Lahan di Desa Mulyasari yang sudah digarap tahun lalu, sampai saat ini belum membuahkan hasil. Foto: AKHMAD DHANI/KALTENG POS

Tak Didukung Sistem Irigasi

Masalah lain datang dari wilayah kedua yang dikunjungi, Desa Mulyasari, Kecamatan Pandih Batu. Sebagaimana cerita yang disampaikan Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Mulyasari, Sukirno. Setahun lebih semenjak selesainya penyediaan lahan sawah pada 2021 lalu, war­ga tidak dapat menggarap lahan, karena genangan air yang tinggi. Menyebabkan lahan seluas 103,66 hektare mangkrak.

Sukirno menuturkan, tidak adanya sistem irigasi yang baik menjadi penyebab lahan sawah selalu tergenang air. Menurutnya, petani membutuhkan saluran iri­gasi primer sebagai jaringan utama keluar masuknya air dan irigasi sekunder sebagai penyalur air dari irigasi primer, sehingga lahan tidak lagi tergenang air. “Kalau saluran irigasi sudah terbuat, genangan air dapat dikurangi, otomatis lahan pun bisa digarap,” tuturnya.

Selama setahun air tergenang di sawah. Para petani tidak diam begitu saja. Sudah mencoba beru­paya agar lahan itu bisa tergarap. Namun hasilnya nihil. Genan­gan air yang cukup dalam san­gat menghambat pengoperasian alat-alat pertanian. Contohnya, traktor. Tidak bisa masuk ke sawah. “Sebelumnya saya dan para petani telah mencoba sembilan alat pe­nunjang pertanian, tapi semuanya tenggelam karena air yang cukup dalam,” bebernya. Antusiasme warga dalam bertani terlihat dari tumbuhnya tanaman sayur-sayu­ran di sebagian lahan yang tidak tergenang air. Ada pohon cabai yang masih muda dan pohon pisang yang tumbuh di setiap pembatas petak sawah.

Baca Juga:  Jasad Pria Mengambang di Anak Sungai Katingan

Jalan menuju lokasi perluasan sawah food estate yang berada di Desa Mulyasari ini tidak beraspal. Jalannya penuh batu dan banyak lubang. Sukirno mengatakan, se­lain persoalan genangan air yang tinggi di lahan sawah, akses jalan antardesa dan dalam desa yang bu­ruk cukup menyulitkan keluarnya hasil panen dari daerah itu.

Selaku ketua gapoktan dan me­wakili seluruh petani di Desa Mu­lyasari, ia berharap ada perhatian pemerintah untuk membangun saluran irigasi yang baik agar lahan pertanian bisa digarap. Selain itu pihaknya berharap agar pemerintah memperhatikan infrastruktur jalan agar memudahkan para petani menjual dan memasarkan hasil panen. “Mudah-mudahan pemer­intah tidak bosan-bosannya untuk membantu kami para petani,” pung­kasnya. (dan/ce/ram)