
Kabupaten Kobar menjadi wilayah yang paling parah terdampak banjir. Debit air terus naik dan merendam permukiman warga. Ratusan warga terus berdatangan ke lokasi pengungsian yang telah disiapkan pemerintah. Salah satunya gedung di Desa Kumpai Batu Atas, Kecamatan Arut Selatan. Bahkan beberapa dapur umum juga didirikan, baik oleh pemerintah, swasta, maupun masyarakat sekitar.
Melonjaknya jumlah pengungsi mengakibatkan pelayanan di lokasi pengungsian tidak bisa maksimal. Tak sedikit warga yang mengeluh kebingungan harus mengungsi ke mana lagi, karena tidak punya sanak saudara. Apalagi untuk berpindah tempat perlu biaya yang tak sedikit.
“Saya bingung harus pindah ke mana, karena tidak ada sanak saudara, saya juga memikirkan berbagai perabotan rumah tangga, kalau kami punya uang, mungkin bisa cari barak atau kos-kosan, tapi saya ini hanyalah pedagang sayur keliling,” kata Mina, salah satu warga Kelurahan Raja Seberang, Minggu (23/10).
Menurutnya, kondisi di kampungnya cukup memprihatinkan. Baru kali ini banjir merendam rumahnya. Dalam 13 tahun, baru kali ini terjadi banjir besar. Ketinggian air mencapai paha orang dewasa.
Sementara itu, Pj Bupati Kobar Anang Dirjo menegaskan bahwa pemerintah akan terus melakukan berbagai upaya agar masyatakat korban banjir mendapat perhatian. Banjir yang terjadi kali ini disebabkan curah hujan yang tinggi. Bahkan tiap hari selalu turun hujan deras. Akibatnya, genangan air yang sempat surut naik kembali. Banjir tidak hanya menenggelamkan rumah warga di pinggiran sungai, tapi juga menggenangi jalan-jalan protokol di perkotaan.
“Kami sudah melakukan berbagai upaya, pemerintah tidak berdiam diri dengan kondisi yang terjadi, kami bersama dengan BPBD, TNI, dan Polri terus melakukan tindakan,” ucapnya.
Wakil Ketua I DPRD Kobar Mulyadin juga merasa prihatin dengan kondisi yang dialami masyarakat. Wakil rakyat ini mengingatkan kepada perusahaan besar swasta di sector pertambangan, perkebunan sawit, maupun kehutanan berempati membantu masyarakat.
“Jangan sampai malah perusahaan berdiam diri atas kondisi yang terjadi saat ini. Kami akan koordinasi dengan pemkab terkait dukungan dan support perusahaan, apakah sudah membantu atau banyak yang justru tidak peduli,” tegasnya.
Terpisah, Kapolres Kobar AKBP Bayu Wicaksono menyebut bahwa kondisi jalan Kotawaringin Lama masih cukup membahayakan untuk dilewati kendaraan. Karena itu pihaknya senantiasa mengingatkan para petugas agar terus menjaga dan mengimbau pengendara agar tidak nekat melintas jalur tersebut. Beberapa kali muncul kejadian yang tak diinginkan, lantaran para pengemudi nekat dan mengabaikan imbauan.
“Kami ingatkan, jangan nekat melintas jalur Kotawaringin Lama-Pangkalan Bun atau sebaliknya, genangan air masih tinggi dan itu sangat membahayakan bagi pengendara yang nekat melintas,” pungkasnya. (irj/son/ce/ala/ko)