Karena itu orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai ini menekankan kepada dinas perkebunan dan para bupati agar bertindak tegas terhadap perusahaan-perusahaan yang tidak memperhatikan kewajiban plasma. Seharusnya investor ikut memerangi kemiskinan bersama pemerintah daerah. Jangan hanya mengambil keuntungan dari kekayaan alam Kalteng tanpa memikirkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam menghadapi bencana saat ini, diperlukan kerja sama dan gotong royong serta bergerak cepat untuk membantu masyarakat yang mengalami kesusahan. Bersinergi dengan TNI, Polri, Dewan Adat Dayak (DAD), dan organisasi masyarakat lain untuk menjawab kebutuhan masyarakat korban bencana.
“Sebelum banjir besar, kami udah datang sebelumnya untuk memberikan bantuan dan pasar penyeimbang, karena kondisi masyarakat yang dalam keadaan susah karena dampak pandemi Covid-19, bencana banjir, maupun inḀasi. Sejak Kamis pagi hingga malam, saya mengecek lokasi pengungsian di beberapa titik untuk memastikan kebutuhan warga yang harus dipenuhi dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang dimiliki, agar para pengungsi dilayani dengan baik,” tegasnya.
Pemerintah provinsi selalu siap untuk membantu dalam hal pendanaan dan lainnya. Hal terpenting adalah adanya kerja sama yang baik dengan pemerintah kabupaten/kota dan mau bergerak untuk memastikan apa yang menjadi kebutuhan masyarakat.
Jika terdapat permasalahan terkait kesehatan, maka perlu penanganan secepat mungkin. Jangan sampai ada warga yang tidak tertangani. Jika memungkinkan, biaya pengobatan dan lainnya gratis.
“Kami ingin memastikan bahwa jangan sampai masih ada warga yang kelaparan dan meninggal dunia. Selain itu, sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat perlu terus dilakukan guna meminimalkan korban saat banjir melanda. Kondisi pascabanjir juga perlu diperhatikan,” ucapnya.
Paket yang disiapkan untuk skala provinsi berjumlah 100 ribu paket dengan nilai Rp150 ribu untuk satu paketnya. Juga ada bantuan beras dari Kementerian Sosial (Kemensos) sebanyak 100 ton per kabupaten. Ada juga bantuan beras Kemensos sebanyak 200 ton dan masuk ke gudang Bulog hari ini.
Gubernur juga telah memerintahkan kepada bupati dan unsur terkait agar mengantisipasi kondisi setelah bencana banjir. Termasuk usulan masyarakat yang ingin direlokasi. Karena tiap kali terjadi banjir, warga tak bisa bekerja. Bupati dan pejabat terkait diimbau untuk menyediakan lahan pertanian bagi masyarakat, bekerja sama dengan unsur forkopimda kabupaten maupun pemerintah provinsi, sehingga tetap ada ketahanan pangan di daerah masing-masing.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng dr Suyuti Syamsul menyebut bahwa tenaga medis selalu siap untuk memberikan layanan penanganan kesehatan bagi para korban banjir sesuai arahan gubernur.
“Nanti ada tim mobile (tim Bapak Gubernur), tim statis yang berfungsi menyisir sekitar pengungsian dan daerah terdampak banjir, personel tim ini merupakan gabungan dinkes provinsi, dinkes kabupaten, puskesmas, rumah sakit, serta mahasiswa sekolah tinggi kesehatan yang akan diBKO-kan dan bertugas mendatangi serta menyisir masyarakat yang membutuhkan pelayanan,” ucapnya.
Tim tersebut akan menangani penyakit warga korban banjir yang bisa dilakukan dengan rawat jalan. Namun jika tidak memungkinkan, maka akan dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut. Suyuti mengimbau masyarakat untuk mengantisipasi dan mewaspadai penyakit yang bisa menyerang setelah bencana banjir, seperti diare, leptospirosis, disentri, dan penyakit lainnya.
“Jika ada yang sakit, segera informasikan kepada petugas kesehatan di puskesmas terdekat atau menghubungi call center 119, dengan begitu tim gerak cepat akan segera menuju lokasi untuk memberikan penanganan masalah kesehatan,” sebutnya.
Jumat sore (28/10), Gubernur H Sugianto Sabran dan Anggota DPR RI H Agustiar Sabran mendatangi masyarakat yang tinggal di wilayah bantaran Sungai Arut. Wilayah itu juga tak luput dari banjir. Genangan air cukup dalam. Pada kesempatan itu, keduanya membagikan paket sembako dan uang tunai kepada warga sebagai bentuk perhatian dan kepedulian. (nue/dan/ce/ala/ko)