Bantuan sosial (bansos) beras untuk korban terdampak banjir di wilayah Kotawaringin disalurkan oleh Perum Bulog Cabang Pangkalan Bun. Untuk memastikan kondisi cadangan beras pemerintah (CBP) layak dibagikan kepada masyarakat, Pj Bupati Kotawaringin Barat (Kobar) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke gudang penyimpanan Perum Bulog.
SONY, Pangkalan Bun
kaltengonline.com – Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran yang menemukan beras tak layak dikonsumsi yang disalurkan Bulog langsung bereaksi. Orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai ini meminta agar bantuan yang bersumber dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI itu segera ditarik kembali lantaran tidak layak dikonsumsi masyarakat.
Menyikapi hal itu, Pj Bupati Kobar Anang Dirjo langsung bergerak mengecek langsung kondisi beras bantuan sosial yang diberikan kepada pengungsi dan warga terdampak banjir. Kamis (3/11), Anang Dirjo mendatangi gudang penyimpanan milik Perum Bulog Kantor Cabang Pangkalan Bun.
Berdasarkan temuan di lapangan dan melihat langsung kondisi beras di gudang, Anang Dirjo memastikan kondisi beras masih bagus, belum kedaluwarsa, dan layak dikonsumsi. Hal ini terlihat dari keterangan tanggal panen yang tertera pada karung beras. Label yang diberikan terbilang masih aman dan layak dikonsumsi.
“Kami pastikan beras untuk bantuan pengungsi sangat baik dan layak makan. Tidak benar jika beras yang dibagikan itu dalam kondisi tidak baik,” kata Pj Bupati Kobar Anang Dirjo ketika melakukan sidak di gudang Bulog Cabang Pangkalan Bun, kemarin.
Kedatangan Anang untuk sidak itu didampingi Asisten I Setda Kobar Tengku Ali Syahbana, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar Syahruni, Sekretaris Dinas Sosial Sanitro, dan Kepala Sat Pol PP dan Damkar Kobar Majerum Purni. Rombongan diterima oleh Kepala Bulog Sub Drive Pangkalan Bun Joko Prasetyo Afrizal.
Menurut Anang, laporan yang disampaikan Satgas Bencana Kobar perihal penyaluran beras bantuan sudah sesuai. Termasuk beras yabg diterima oleh para korban terdampak banjir. Hanya saja ketika sampai ke tangan masyarakat, kondisi beras sudah berbeda. Setelah ditelusuri, ternyata beras yang diterima para korban bencana terkena air hujan sehingga mengakibatkan beras terlihat tidak bagus dan berbau. Diduga penyimpanan beras oleh warga kurang diperhatikan sisi keamanannya sehingga mudah terkena air.
“Walau demikian, kalau memang beras itu ditemukan ada yang busuk atau rusak, kami siap mengganti. Jangan sampai para korban bencana mendapatkan hal-hal yang tidak sesuai keinginan,” ujarnya.
Anang menambahkan bahwa hanya sedikit saja warga korban bencana banjir yang mengeluhkan soal kualitas beras bantuan. Penyaluran bantuan bagi masyarakat terdampak banjir kala itu dalam kondisi hujan. Karena sebagian desa terisolasi dan sulit dijangkau, sehingga beras yang disalurkan disimpan di bukit. Sementara untuk stok beras yang tersimpan di gudang Bulog sebagai cadangan untuk antisipasi bencan aman berjumlah 125 ton. Sementara 200 ton masih dalam pengiriman.
Sementara itu, Pemimpin Cabang (Pinca) Perum Bulog Cabang Pangkalan Bun Joko Prasetyo Afrizal membenarkan pihaknya merupakan penyalur beras bantuan dari Kemensos RI kepada masyarakat terdampak banjir.
Joko mengakui jika pihaknya tidak sempat melakukan sortir terhadap beras yang akan dikirim, karena mempertimbangkan waktu yang mendesak, sehingga memaksa mereka untuk segera mengirimkan beras-beras itu secepatnya. Seperti yang dilakukan pihaknya saat akan mengirimkan beras ke Kabupaten Lamandau. Tidak sempat dilakukan pengecekan, karena harus segera mengirimkan bantuan itu.
“Di Lamandau kemarin karena mendesak, jadi belum sempat kami sortir, langsung disalurkan, nah akhirnya ada warga yang menanyakan mengapa beras itu berdebu,” ungkap Joko kepada Kalteng Pos via telepon, Rabu (2/11).
Dikatakan Joko, ada kemungkinan beras bantuan yang didistribusikan kepada masyarakat mengalami penurunan kualitas selama proses pendistribusian. Salah satunya karena kurangnya pengamanan selama pengangkutan, sehingga air hujan mambasahi tumpukan beras dan menimbulkan bau tak sedap.
“Mungkin saja bau pada beras itu terjadi karena kurang diperhatikan safety-nya selama pengantaran,” ucapnya.
Joko memastikan bahwa pihaknya siap bertanggung jawab penuh untuk mengganti beras yang tak layak konsumsi dengan beras baru. “Langsung kami ganti, kami ganti dengan beras produksi baru,” ucapnya. (*/ce/ala/ko)