Memahami Moderasi dalam Kristen, Katolik dan Buddha

oleh
oleh
KEBERSAMAAN: Para narasumber dan moderator dalam kegiatan Sekolah Moderasi Jilid II yang diselenggarakan FKUB Kalteng.

kaltengonline.com – Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar kembali kegiatan bertajuk Sekolah Moderasi. Jika pada kegiatan Sabtu (29/10) lalu membahas moderasi dalam persepsi agama Islam, kali ini ini membahas moderasi dan aliaran-aliran keagamaan dalam Kristen, Katolik, dan Buddha.

Kegiatan Sekolah Moderasi Jilid II itu bertempat di Ruang Rapat Lantai 2, Kantor Sekretariat FKUB Provinsi Kalteng, Sabtu (5/11). Hadir dalam kesempatan itu Drs H Tuaini MAg selaku Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalteng, narasumber dari agama Kristen Pdt Maruba Rajagukguk MTh, agama Katolik, Diakon Andreas Jimmy PR SFil dan Dr Joko Santoso SAg MM mewakili agama Buddha serta HM Nur Prayudi, SE selaku moderator.

Drs H Tuaini, M. Ag dalam sambutannya menyampaikan, terdapat tiga indikator kerukunan umat beragama, yakni toleransi, kesetaraan, dan kerja sama. Pertama, toleransi, yaitu sikap saling menerima dan saling menghargai antara satu kelompok agama terhadap agama lain. Kedua, kesetaraan, maksudnya kemauan saling melindungi serta memberikan hak dan kesempatan satu sama lain. Ketiga, kerja sama, yakni bersosialisasi serta saling berempati dan bersimpati baik dalam persoalan sosial, ekonomi, budaya, maupun agama.

Sementara itu, narasumber dari agama Kristen Pdt Maruba Rajagukguk M.Th juga menyampaikan isi materinya. Ketika berbicara tentang moderasi beragama, sebutnya, tidak berbicara tentang paham teologis tertentu. Moderasi  bukanlah suatu kebijaksanaan teologis, bukan suatu abstraksi. Moderasi harus dipahami sebagai hikmat praktis. Hikmat ini membimbing orang dalam menentukan pilihan- pilihan moral etis dalam tindakannya di tengah berbagai sikap dan pilihan ekstrem.

“Meskipun demikian, harus diakui, moderasi beragama bukanlah jawaban satu–satunya terhadap masalah ekstremisme. Moderasi beragama pun memiliki keterbatasan,”ungkapnya. 

Sebelumnya, dalam momen pembukaan yang dihadiri langsung oleh Ketua FKUB Kalteng Dr H Bulkani MPd, Wakil Gubernur Kalteng H Edy Pratowo SSos MM dalam sambutan yang dibacakan oleh Plt Badan Kesbangpol Kalteng Akhmad Husain MSi menyebut, kegiatan Sekolah Moderasi Jilid II merupakan satu bentuk implementasi peran dan fungsi FKUB di Bumi Tambun Bungai dalam menjaga harmonisasi kerukunan umat beragama.

“Saya harap FKUB melalui Sekolah Moderasi ini, mampu menghasilkan pemahaman tentang moderasi dan macam-macam aliran keagamaan yang ada di Kalteng,”ungkapnya. (ram/sos/b5/ko)