kaltengonline.com – Nyaris sebulan aktivitas PT Tapian Nadenggan lumpuh total. Perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Hanau, Kabupaten Seruyan itu berhenti beroperasi setelah dipasang hinting pali atau portal adat oleh masyarakat setempat, lantaran dianggap tidak memenuhi kewajiban. Setelah hampir sebulan, Ketua Umum Dewan Adat Dayak (DAD) Kalteng H Agustiar Sabran turun langsung memimpin proses pembukaan hinting pali di perusahaan grup Sinar Mas tersebut, Sabtu (19/11).
Setelah dibuka oleh H Agustiar Sabran, bersama Bupati Seruyan Yulhaidir, Forum Kedamangan Seruyan, dan Batamad, kini perusahaan itu sudah bisa beroperasi kembali.
“Kami tentu meminta kepada semua perusahaan yang berinvestasi di Kalteng, bukan hanya PT Tapian Nadenggan, agar selalu komitmen dengan kewajiban terhadap masyarakat. Misalnya untuk sektor perkebunan, harus memperhatikan plasma 20 persen,” tegas Agustiar.
Selain itu, perusahaan yang beroperasi di sektor perkebunan, pertambangan, dan lainnya diimbau untuk melibatkan warga lokal sebagai tenaga kerja dan merealisasikan program corporate social responsibility (CSR) dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Agustiar sangat mengapresiasi upaya dan langkah yang telah dilakukan oleh Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran bersama jajaran serta bupati bersama jajaran, maupun pihak lainnya yang sudah menaruh perhatian terhadap setiap permasalahan yang terjadi di Bumi Tambun Bungai.
Bersama Dewan Adat Dayak Kalteng, Agustiar akan terus mengawal proses ini. Meski saat dibukanya hinting pali ini, kewajiban belum direalisasikan, tapi minimal ada niat baik dari perusahaan untuk berkomunikasi dengan warga dan DAD.
“Makanya kemarin proses pembukaan hinting dilakukan. Namun ada batas waktu yang ditentukan bagi perusahaan bersangkutan untuk memenuhi kewajiban kepada masyarakat. Jika tidak, maka kami akan melakukan pengawalan hingga masalah ini selesai,” tegas politikus PDIP itu.
Saat ini kondisi negara bahkan dunia tengah mengalami resesi, inflasi, dan lainnya. Agustiar sangat memahami situasi dan kondisi ini. Namun komitmen perusahaan tetap harus dijalankan dan kesejahteraan warga lokal dikedepankan.
“Kami juga sangat mengapresiasi investor yang berinvestasi di Kalteng. Namun jangan sampai hanya fokus memanfaatkan sumber daya alam, tapi mengabaikan kesejahteraan masyarakat sekitar,” pungkasnya. (nue/ce/ala/ko)