kaltengonline.com – Proses pemilihan rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka Raya sudah masuk tahap verifikasi administrasi. Hasilnya, enam pendaftar memenuhi syarat sebagai bakal calon (Balon) rektor periode 2023-2027 mendatang. Balon yang lolos verifikasi berkas ini akan diserahkan ke Rektor untuk dibahas dalam rapat senat.
“Maka sesuai keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Negeri Kementerian Agama Nomor 7293 tahun 2015, senat melakukan pertimbangan kualitatif,” tegas Sekretaris Panitia Pemilihan Rektor Zainal Arifin MHum, Rabu (28/12).
Ia juga menjelaskan dalam pertimbangan kualitatif ini, para calon nantinya akan menjabarkan visi dan misinya. Mekanisme pertimbangan senat tentang pernyataan kualifikasi diri calon rektor, meliput Deskripsi tentang visi, misi dan program, Moralitas/integritas diri, Kepemimpinan, Kemampuan managerial, Kompetensi / reputasi akademik, Kemampuan membangun kerjasama nasional dan internasional.
Dalam proses itu, pihak senat yang berjumlah 18 orang hanya melakukan penilaian saja, diproses itulah tidak akan mempengaruhi jumlah calon. Dimana selanjutnya, nama-nama tersebut akan dikirimkan ke Kementerian Agama (Kemenag) RI.
“Kami disenat hanya melakukan penilaian saja. Nama-nama tersebut akan dikirim keseluruhannya ke pusat (Kemenag), tinggal mereka di sana yang menentukan siapa yang akan menjabat Rektor selanjutnya,” tegas Arifin.
Dengan itu, Balon Rektor dalam beberapa waktu ke depan akan mempersiapkan diri untuk menjalankan Pertimbangan Kualitatif. Ia juga menjelaskan bahwa ada satu nama yang tidak lolos dalam verifikasi administrasi ini. Diawal bahwa yang mengirimkan berkas berjumlah tujuh orang, dan satu tidak memenuhi berkas maka ia pun tidak lolos.
“Pada saat mengirimkan berkas, ada berkas umum dan berkas khusus, satu calon ini tidak memenuhi salah satu berkas yang ada diberikan khusus, dan pada saat dirapatkan kami putuskan nama itu tidak lolos dalam verifikasi administrasi,” tegas Zainal Arifin.
Selain itu salah satu calon, yakni Prof Dakhoir menyampaikan setelah lulus ini akan mempersiapkan diri. Mulai dari persiapan mental yang ia kokohkan niat dan memvisualisasi visi yang telah disiapkannya.
“Ke depannya perlu semangat sportif untuk melaju ke tahap selanjutnya. Maka untuk kesiapan mental tentu tidak kurang-kurang kami selalu memohon kepada Allah, minta restu orang tua, para kyahi dan guru-guru kami agar diberikan kelancaran kerberkahan dalam suksesi penjaringan calon rektor ini,” tegas Prof Dakhoir.
Kesiapan yang kedua tentu ia siapkan juga yakni, untuk menjaga stamina kesehatan agar tetap fresh dalam mengikuti tahap-tahap demi tahap penjaringan ini. Kesiapan yg ketiga yang Dakhoir siapkan yakni memvisualisasi dan memantapkan tekad dalam mewujudkan visi misi dan strategi peningkatan mutu IAIN ke depan.
“Banyak pekerjaan rumah yang harus di tuntaskan, mulai dari transformasi kelembagaan dari IAIN menjadi UIN, peningkatan mutu tridharma dan akreditasi menjadi unggul, standar mutu internasionalisasi, peningkatan input mahasiswa, dan banyak lagi perlu mendapat perhatian serius,” tegasnya.
Selanjutnya, ia sampaikan bahwa menyederajatkan dan menyelaraskan kampus yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan perlu diwujudkan dan menjadi kebutuhan saat ini.
“Semuanya kembali kepada visi, kami menetapkan visi menjadi pusat perguruan tinggi keagamaan Islam yg unggul kompetitif dan terpercaya berbasis nilai-nilai keislaman dan ke Indonesiaan,” tambahnya.
Prof Dakhoir akan tuntaskan yaitu terkait hak-hak dosen dan tenaga pendidik, kesejahteraan juga sangat penting agar pelaksanaan tridharma lebih nyaman ke depan. Ia menggaungkan semangat transformasi smart university untuk memberikan pelayanan dan aksesblitas yg mudah murah cepat dan terukur.
Sedangkan dari Sadiani telah mengusung visi bagaimana menjadi kampus yang Unggul, Professional, Kritis, Islami dan Terdepan (UPKIT). Untuk mewujudkan itu ia telah merumuskan misinya, yakni pertama meningkatkan profesi Pendidikan yang berkwalitas dan bermartabat, yang kedua Melakukan penelitian berintegritas, inovatif dan bermafaat bagi masyarakat, selanjutnya melaksanakan pengabdian masyarakat berdasarkan nilai keislaman dan norma sosialsosial, terakhir membangun kerjasama yang produktif, saling menguntungkan dan kompetitif.
“Dengan itu salah satunya dengan memprogramkan meningkatkan mutu sumber daya manusia antara lain, tenaga Dosen dari S2 ke S3, dari Doktor menjadi Profesor dan tenaga kependidikan; dari lulusan SMA ke S1 dan ke S2 sesuai dengan profesinya,” tegas Dr Sadiani.
Sedangkan dari calon atas nama Dr Rodhatul Jennah, menyampaikan bahwa skala prioritas berada pada pengembangan SDM, baik Dosen maupun Tenaga pendidik. Hal ini untuk membantu mewujudkan visi misi yang dibawakannya yakni “Terwujudnya Pendidikan Tinggi unggul dalam mengintegrasikan ilmu, teknologi, seni yang berkarakter Islami di Asia Tenggara tahun 2032”.
“Yang pastinya kita ingin mewujudkan tranformasi jadi UIN itu dulu, dan dari ibu juga kalau pun lancar hingga kedepannya yang pasti kita akan memprioritas berada pada pengembangan SDM, baik Dosen maupun Tenaga pendidik, misalkan dari S2 menjadi doktor, dan dari doktor hingga menjadi guru besar,” tegas Rodhatul.
Sedang dari calon Ali Sibram menjelaskan yang paling utama untuk persiapan menjaga kondisi dari kesehatan. Dan selanjutnya Ia tetap berharap bahwa dengan pencalon ini tetap terjalin komunikasi dan kebersamaan yang terus dirajut.
“Yang terpenting kebersamaannya, saya akan tetap berusaha dalam pencalonan ini namun siapapun yang terpilih itu kita bisa saling suport bagaiamana memajukan kampus kita ini itu dulu yang pastinya,” tegas Ali.
Sementara itu, dari Jasiah salah satu bakal calon yang saat terhenti karena tidak memenuhi syarat. Walaupun demikian ia tetap mendukung penuh terhadap calon ya g berhasil melaju ketahap selanjutnya.
“Dari saya tidak papa aja karena memang belum bisa memenuhi syarat, tapi saya tetap mendukung penuh untuk kawan-kawan yang berhasil lolos pada tahap selanjutnya untuk tetap semangat dan siapa pun yang terpilih kita semua akan tetap mendukung,” tegas Jasiah.
Dalam kali ini juga ia memiliki harapan besarnya kepada rektor terpilih nantinya untuk tetap mewujudkan keinginan keluarga besar IAIN Palangka Raya, yakni mewujudkan tranformasi IAIN menuju Universitas Islam Negeri (UIN).
“Siapapun yang terpilih nantinya kami akan tetap mendukung visi misinya yang ingin mengembangkan IAIN, terlebih bagaimana mewujudkan tranformasi IAIN menjadi UIN yang memang harapan besar selama ini,” tegas Jasiah.
Sedangkan, dari calon lainnya seperti Prof Hamdanah dan Desi Erawati untuk saat ini belum bisa memberikan keterangan.
Selain itu, Rektor IAIN Palangka Raya Dr Khairil Anwar, menyampaikan bahwa dirinya tidak maju pada pemilihan Rektor kali. Salah satu alasanya mengingat umurnya pada tanggal 18 Januari 2023 nanti telah menginjak 60 tahun, mengingat dalam aturannya bahwa calon Rektor tidak boleh lebih dari 60 tahun.
“Mengingat umur saya yang tidak memungkinkan, dan juga saya sudah pernah menjabat 2 kali sebagai Rektor, saya ingin memberi kesempatan kepada yang muda-muda,” tegas Khairil Anwar.
Terkait sosok, Ia yang juga banyak menyampaikan kriteria yang cocok untuk meneruskan jabatannya. Ia hanya menegaskan bahwa semuanya telah diatur dalam peraturan. Namun yang terpenting Ia memiliki pengalaman dalam kepemimpinan.
Ia juga berpesan, siapapun yang terpilih nantinya bisa meneruskan program-program yang telah ia jalankan. Seperti tranformasi dari IAIN ke UIN.
“Ya tentunya yang utama transformasi ke UIN, saya harap ditahun 2023 itu telah terealisasikan karena persyaratan sudah kami penuhi secara keseluruhan, tinggal kawal hingga jadi,” tegas Khairil Anwar.
Selain tranformasi ia juga berharap, status IAIN Palangka Raya yang saat ini masih Satuan Kerja (Satker) dengan terpilih Rektor selanjutnya diharapkan bisa mengubah statusnya menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Dengan statusnya menjadi BLU maka dalam pengelolaan uang akan lebih mudah karena pengelolaan akan dilakukan sendiri.
Selain itu, ia juga berpesan untuk meningkatkan akreditasi mulai dari Prodi hingga Institut. Dimana ia berharap semua itu nantinya didorong hingga menuju unggul. Hingga nantinya akan berakibat peningkatan kualitas belajar dan pastinya akan berpengaruh pada kualitas mahasiswa yang lulus. Dan pesannya ia berharap kepada para calon agar bersaing secara adil.
“Maka bersainglah secara adil dan jujur, tidak perlulah grasa grusu kesana kemari, karena kementerian Agama itu sudah pasti akan memilih yang terbaik,” tegasnya.
Dan dari Prof Ibnu Pelu juga pernah menjabat sebagai rektor saat itu, yang merupakan sosok yang pernah memimpin masa perubahan dan perkembangan IAIN Palangka Raya cukup pesat. Ibnu berharap sosok yang akan memimpin IAIN ke depan memiliki kemampuan managing inovation dan creative thinking dalam menyusun dan melaksanakan program pengembangan kampus yang selaras dengan kebijakan Kementerian Agama (Kemenag) RI.
“Dengan 6 orang ASN yang telah menggunakan haknya secara profesional dalam masa penjaringan agar optimal membaca peta masalah dan membangun konsep cara perbaikan dan pengembangan kampus yang meliputi transformasi kelembagaan, transformasi akademik, tranformasi SDM Dosen, transformasi pelayanan e-akademik dan transformasi sarana prasarana dalam masa 4 tahun ke depan,” tegas Ibnu.
Peluang sama dari 6 orang ASN yang akan ikut tahapan seleksi di Kemenag Pusat dan akan ditetapkan oleh Menteri Agama sebagai Rektor Masa Bakti 2023-2027. Ibnu, berharap pimpinan yang terpilih mencerminkan sosok yang memiliki aspek rekognisi, cerminan apresiasi kebutuhan zaman, serta memiliki kemampuan sinergisitas. Maka Ibnu, berpesan kepada rektor yang terpilih agar membuka diri secara totalitas yakni kuat menerima amanah, kuat menjalankan amanah dan kuat mengakhiri amanah. Dimulai dari menyusun Renstra 4 Tahunan yang terukur cara kerja dan pencapaiannya.
Ia juga menyampaikan alasannya tidak maju dalam pemilihan kali yakni mempercayai bahwa IAIN memiliki sosok yang potensial.
“Saya tidak mencalon untuk mempercepat re-generasi karena IAIN Palangka Raya banyak memiliki SDM yang potensial sesuai dengan semangat zaman,” tegasnya. (irj/ala/ko)