Bupati: Penghargaan Itu Surprise bagi Masyarakat Kotim

oleh
oleh
HASUPA HASUNDAU: Bupati Kotim, Halikinnor dekat dengan warga dalam acara “Hasupa Hasunda” pada perayaan Hari Jadi ke-70 Kabupaten Kotim, Sabtu (7/1).

kaltengonline.com-Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Halikinnor tidak mengira kalau ide pembuatan lampu dengan hiasan etnik mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Lembaga itu menilai lampu hiasan etnik yang dipasang di kawasan jalan Tjilik Riwut itu memiliki keunikan dengan memiliki 6.880 ornamen etnik.

“Saya terkejut ketika ada petugas datang dengan memberikan penghargaan Terowongan Nur Mentaya memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI),” kata Halikinnor, Sabtu malam (7/1).

Penghargaan itu diberikan di saat orang nomor satu di Bumi Habaring Hurung (sebutan daerah Kotim red) tengah merayakan hari jadi Kabupaten Kotim dengan tema “hasupa hasundau” dengan masyarakat di kawasan Terowongan Nur Mentaya.

“Saya tidak mengira kalau malam ini kita mendapatkan rekor MURI. Atas nama pemerintah daerah dan masyarakat, saya mengucapkan terima kasih kepada MURI yang telah memberikan penghargaan,” terang bupati.

Dikatakannya, penghargaan rekor MURI ini akan dipersembahkannya kepada masyarakat Kabupaten Kotim dan sekaligus menjadi kado Hari Jadi ke-70 Kabupaten Kotim.

Halikinnor menambahkan, pemecahan rekor MURI di Kotim biasanya sesuatu yang direncanakan, namun kali ini mengejutkan karena tidak direncanakan.

“Biasanya MURI kita kondisikan kita atur. Saya sendiri tidak tahu kalau ternyata hari ini dapat MURI. Hebat masyarakat Kotim luar biasa,” tandasnya.

Sementara itu, direktur operasional MURI, Yusuf Ngaderi mengaku, ketika pihaknya melihat lampu dinyalakan seakan-akan melewati terowongan cahaya.

Makanya, kata Yusuf tidak salah Pemkab Kotim memberi nama Terowongan Nur Mentaya. “Itu memang sesuatu yang sangat pas,” tukasnya.

Yusuf menambahkan, penghargaan itu diberikan atas penilaian berdasarkan superlatif atau valid.

Superlatif yakni lampu penerangan jalan dengan memiliki hiasan ornamen etnik terbanyak, dan ada ornamen jelawat itu adalah superlatif tentu unik termasuk bentuknya. (sli/ans/ko)