Temuan Boraks di Pasar Ramadan Harus Ditindaklanjuti

oleh
oleh
CEK KELAIKAN MAKANAN: Petugas pemeriksa kesehatan makanan dari BBPOM Palangka Raya tengah mengecek makanan dan minuman di pasar Ramadan Jalan AIS Nasution, Palangka Raya, Kamis (23/3).

PALANGKA RAYA – Ditemukannya bahan kimia berbahaya jenis boraks dalam kandungan bahan makanan kerupuk turut ditanggapi serius oleh Dinas Perdagangan, Koperasi UKM dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya. Langkah-langkah teknis akan diambil agar kejadian itu tidak terulang.

Kepala DPKUKMP Kota Palangka Raya, Samsul Rizal saat dikonfirmasi terkait hasil uji BBPOM ditemukannya bahan makanan kerupuk mengandung boraks mengaku sangat menyayangkan hal itu. Padahal sebelumnya pihaknya gencar mengimbau agar bahan makanan yang dijual harus dengan pengolahan yang baik dan mementingkan faktor kesehatan konsumen.

“ Ya benar, terkait temuan itu tentunya DPKUKMP sangat menyayangkan adanya bahan kimia berbahaya yang ditemukan BBPOM di bahan makanan, yaitu kerupuk yang dijual di Pasar Ramadan. Ini tentunya jadi perhatian serius bagi kami,” ungkap Samsul Rizal, Sabtu (25/3).

Untuk itu, pihak DPKUKMP akan berkoordinasi lebih lanjut terkait temuan bahan berbahaya di dalam makanan yang dijual oleh pedagang, dan akan lebih menggencarkan monitoring dan imbauan supaya hal serupa tidak ditemukan lagi.

“Nanti akan kami koordinasikan lagi dengan BBPOM, untuk para pedagang kami imbau agar mengedepankan faktor kesehatan dalam mengolah makanan supaya higienis dan kesehatan agar dikedepankan, kami akan terus melakukan monitoring di lapangan,” tegasnya.

Di sisi lain, Anggota DPRD Kota Palangka Raya Ruselita merasa prihatin dengan adanya temuan bahan kimia berbahaya terkandung dalam makanan yang di Pasar Ramadan.

Baca Juga:  Investasi Emas di Pegadaian Jadi Solusi Masa Depan Finansial Masyarakat Kalteng

Hal itu sangat disayangkan dan tentunya jadi perhatian dari dinas terkait agar melakukan tindakan apabila hal serupa ditemukan lagi.

“Dinas terkait harus mengambil sikap tegas apabila terulang dan masih ditemukan harus ambil tindakan tegas jangan sampai hal ini terulang lagi apalagi hal itu disengaja untuk meraup keuntungan, tapi membahayakan kesehatan orang banyak,” ujar Ruselita.

Dirinya meminta Dinas terkait harus turun melakukan pemantauan ke lapangan supaya memastikan tidak lagi ditemukan hal serupa, kalau perlu dilakukan pengecekan berkala agar bisa dilakukan maksimal.

Tentunya dirinya juga berharap para pelaku UKM bisa memperhatikan hal itu agar mengedepankan faktor kesehatan.

“Saya rasa harus dilakukan monitoring menyeluruh supaya tidak terjadi hal serupa, bagi rekan rekan UKM agar bisa memperhatikan hal tersebut, ini jadi tugas kita bersama secara umum,” tutupnya.

Kepala BBPOM Palangka Raya Safriansyah mengatakan saat melakukan pengecekan di pasar Ramadan pada hari pertama puasa, pihaknya menemukan satu jenis pangan kerupuk yang teridentifikasi menggunakan boraks. Makanan mengandung boraks itu dijual seorang pedagang di pasar Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan (LKK) Langkai.

“Ada satu jenis pangan kerupuk yang dititipkan untuk dijual ke pedagang takjil, bukan dibuat sendiri oleh pedagangnya, yang mana teridentifikasi menggunakan boraks,” beber Safriansyah kepada Kalteng Pos via pesan WhatsApp, Jumat (24/3). (ena/ram/ko)