SAMPIT – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Hj Khairiah Halikinnor membuka edukasi pencegahan stunting melalui pemahaman undang-undang perkawinan dan kesehatan reproduksi remaja bagi pelajar SLTP dam SLTA oleh Pita Putih Indonesia Kabupaten Kotim bekerjasama dengan perusahan besar swasta yang ada di daerah ini.
Hj Khairiah Halikinnor dalam sambutannya menyampaikan, ada dua hal yang menjadi pesan penting bagi remaja yaitu pemahaman undang-undang perkawinan dan kesehatan reproduksi remaja.
Keduanya saling berkaitan dan mampu mengedepankan penbentukan karakter bangsa di kalangan remaja. Karena mengajarkan remaja untuk menghindari pernikahan usia anak dan menjauhi seks pra-nikah.
“Betapa pentingnya memahami dan mentaati undang-undang perkawinan, karena setiap orang normal pasti punya impian menikah, membentuk rumah tangga yang harmonis dan bahagia selamanya,” kata Khairiah, Kamis (11/5).
Dia menyampaikan, untuk menjaga reproduksi hal yang paling penting adalah bagi para remaja adalah waktu terbaik untuk membangun kebiasaan baik. Terutama dalam menjaga kebersihan yang menjadi aset penting dalam jangka panjang.
Karena menjaga kesehatan organ reproduksi akan menjamin keberlangsungan hidup manusia dari generasi ke generasi berikutnya lebih berkualitas lagi.
“Para remaja pasti sudah memiliki ketertarikan dengan lawan jenis. Bahkan mungkin sudah ada yang berpacaran. Kalian harus tahu dan mampu mengendalikan diri. Bagaimana pacaran yang sehat dengan menjadikan motivasi dan mitra membangun prestasi,” ungkap Khairiah.
Terkait edukasi atau pendidikan pencegahan stunting melalui pemahaman undang-undang perkawinan dan pentingnya kesehatan reproduksi remaja ini, Khairiah berpesan agar dapat diikuti dengan seksama dan temukan manfaatnya. Karena dengan ilmu yang bertambah akan mampu menyikapi kehidupan dengan lebih baik dan bijaksana.
“Kesehatan kunci utama kesuksesan. Jika para remaja telah menjaga organ reproduksinya untuk kelangsungan hidup generasi penerusnya, maka di masa akan datang akan mendapatkan keturunan yang lebih baik dan berkualitas. Hindari pernikahan usia anak. Mari menjadi remaja yang tangguh dan dapat berkontribusi dalam pembangunan serta memberi manfaat bagi nusa dan bangsa,” harapnya. (bah/ens/ko)