Dewan Gelar Rapat Dengar Pendapat

oleh
oleh
RAPAT DENGAR PENDAPAT: DPRD Barito Utara menggelar rapat dengar pendapat bersama manajemen PLN Ranting Muara Teweh dan Sekcam Teweh Tengah serta Kepala Desa Lemo II di ruang rapat DPRD setempat, Selasa (23/5).

MUARA TEWEH – Sejumkah warga Desa Lemo I dan Lemo II di Kecamatan Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara (Batara), sering mengeluh terkait pelayanan dan jaringan listrik dari PLN di daerah setempat. Pasalnya di wilayah Desa Lemo I dan II tersebut sering terjadi mati lampu listrik dari PLN tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu.

Sering padam mendadak lampu PLN di Desa Lemo ini, sudah terjadi cukup lama. Hal itu membuat warga Lemo I dan II melaporkan ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Barito Utara (Batara).

Terkait keluhan masyarakat itu, DPRD Barito Utara langsung menggelar rapat dengar pendapat (RDP) bersama PLN Ranting Muara Teweh dan masyarakat Lemo.

Warga melalui Kepala Desa (Kades) Lemo II Hj Elly Sukasih menghadiri RDP bersama DPRD dan manajemen PLN Muara Teweh di ruang rapat DPRD setempat, Selasa (23/5).

RDP tersebut dipimpin Wakil Ketua (Waket) II DPRD Barito Utara Sastra Jaya bersama sepuluh anggota dewan lainnya. Sedangkan dari eksekutif dihadiri Asisten Sekda H Gazali, Sekcam Teweh Tengah dan Kepala Desa Lemo II Elly Sukasih.

Wakil Ketua II DPRD Barito Utara Sastra Jaya mengatakan, pelayanan PLN Muara Teweh perlu ditingkatkan lagi, termasuk pemadaman harus ada pengumuman terlebih dahulu.

Baca Juga:  Ketua DPRD Barito Utara Apresiasi Ikrar Netralitas Kades dan Lurah

Menurut Sastra Jaya, PLN juga harus adil, karena apabila pelanggan terlambat bayar sudah tentu akan didenda. Sementara pemadaman yang sering dikeluhkan tidak ada konpensasi untuk pelanggan. “Inilah keluhan atau aspirasi yang sering disampaikan pelanggan ke DPRD Barito Utara,” kata Sastra Jaya.

Sementara Kepala Desa Lemo II Elly Sukasih mengatakan, di Desa Lemo II hampir setiap hari listrik padam tanpa sebab. Bahkan di kantor desa terpaksa menyediakan genset untuk kepentingan kantor.

“Beginilah keadaan kami sebenarnya, dimana tiap hari terjadi gangguan atau listrik padam yang mengakibatkan pekerjaan di kantor desa terganggu,” kata Elly.

Analis Kinerja PLN Muara Teweh Iskandar mengatakan, sulitnya wilayah karena banyaknya pohon membuat PLN punya kendala di lapangan. Dari Desa Pendreh hingga Desa Lemo II kurang lebih 7 kilometer.

“Gangguan padam listrik di Desa Lemo diakibatkan adanya kabel tegangan tinggi tersentuh pohon atau ada pohon yang tumbang. Sementara 4 kilometer yang sulit dijangkau oleh PLN,” katanya.

“Untuk operasional kita punya batasan. Sementara yang punya wewenang adalah pimpinan di Kuala Kapuas atau Banjarbaru,” kata Iskandar. (noy/ens/ko)