Anak-anak dari berbagai taman kanak-kanak (TK) dan instansi pendidikan anak usia dini (PAUD) se-Kota Palangka Raya ramai-ramai mengikuti kegiatan manasik haji cilik. Dengan khidmat dan tertib, anak-anak itu mengikuti rangkaian simulasi ibadah haji, layaknya sedang berada di Tanah Suci.
AKHMAD DHANI, Palangka Raya
LABBAIKALLAHUMMA labbaik, labbaika la syarika laka labbaik. Innal hamda wanni’mata laka, wal mulka la syarika la. Ucapan kalimat talbiyah terdengar riuh rendah di halaman Markas Korem 102/ Panju Panjung, Minggu pagi (28/5).
Anak-anak TK dan PAUD semangat mengikuti rangkaian ibadah haji, mulai dari melempar jumrah, berkeliling ka’bah, salat menghadap ka’bah, meminum air zamzam, berlari-lari kecil di antara Bukit Safa dan Bukit Marwah, hingga melewati prosesi tahallul. Simulasi ibadah haji itu diikuti anak-anak di bawah bimbingan guru masing-masing. Sebagian orang tua juga terlihat turut menemani anak-anaknya.
Manasik haji cilik ini merupakan upaya menumbuhkan nilai beragama sejak dini. Dalam praktiknya, manasik haji mengajarkan anakanak untuk secara aktif belajar dan memahami ajaran agama Islam.
Aktivitas tersebut merupakan metode belajar agama yang efektif, karena dapat merangsang jiwa kognitif, afektif, dan psikomotorik anak-anak.
Sebagaimana dijelaskan H Untung Surapati selaku Tim Pembimbing Ibadah Haji Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Kota Palangka Raya.
“Mereka (anak-anak, red) sudah melewati berbagai tahapan ibadah haji sesuai rukunnya, program manasik haji ini cocok untuk melatih anak-anak menaati ajaran agama, karena ada aspek pembelajaran kognitif, afektif, dan psikomotorik,” jelas Untung di sela-sela membimbing anak-anak mempelajari rukun-rukun haji.
Untung mengatakan, melalui kegiatan manasik haji cilik ini, anakanak bisa mengingat rukun haji berikut bacaan-bacaannya, karena menggunakan metode belajar holistik yang notabene menyentuh hingga alam bawah sadar mereka.
“Melalui kegiatan manasik haji cilik ini kami berharap dapat membuat anak-anak bercita-cita untuk menunaikan ibadah haji ketika mulai beranjak dewasa nanti,” tandasnya.
Ketua Panitia Manasik Haji Anak- Anak se-Kota Palangka Raya, Erlina Febriani mengatakan, ada ribuan anak TK Islam dan umum yang berpartisipasi dalam kegiatan manasik haji cilik ini. Dalam prosesnya, semua rukun haji tidak dijalankan secara lengkap, tetapi ditekankan pada peragaan dengan pembimbingan pada bacaan dan gerakan dasar saja.
“Ada gerakan-gerakan yang kami persingkat, tetapi diperkenalkan gerakan umum saja sebagai dasar, salah satunya gerakan keliling ka’bah yang seharusnya tujuh kali tetapi dipersingkat jadi sekali saja karena cuacanya panas,” jelasnya.
Guru dari TK Al Iman itu menambahkan, kegiatan manasik haji cilik ini bertujuan agar sejak dini anak-anak mulai mengenal rukun Islam kelima. Seperti memahami gerakan-gerakan rukun haji yang wajib nantinya, sehingga dapat dilaksanakan ketika telah dewasa nanti.
“Kami berkeinginan agar kegiatan manasik haji ini tiap tahun terselenggara karena dapat menanamkan nilai-nilai agama kepada anak usia dini,” tandasnya.
Salah satu guru dari TK IT Al Sayedah Maryam, Astuti menyebut, kegiatan manasik haji cilik memang efektif membangkitkan minat anak-anak untuk mempelajari agama, khususnya yang terkait dengan ibadah haji. Pihaknyamengirim 42 anak dari kelas nol besar dan nol kecil. Sebagian anak didampingi langsung orang tua masing-masing.
Sebelum mengikuti kegiatan ini, anak-anak telah dilatih sejak seminggu sebelumnya. “Mereka berlatih satu minggu, enam hari di TK dan satu hari di sini untuk gladi bersih. Anak-anak masih dibimbing terkait rukun ini. Selain praktik haji, anak-anak juga belajar arti kesabaran, disiplin, sopan-santun, cinta agama, dan menjalankan rukun Islam,” tutur guru yang biasa disapa muridnya dengan sebutan Bunda Titi itu. (ce/ala/ko)