Segera Stabilkan Harga Ayam

oleh
oleh

PALANGKA RAYA-Beberapa pekan terakhir peternak ayam ras sedang menjerit akibat mahalnya harga pakan. Kondisi ini menyebabkan harga ayam di pasaran melambung tinggi mencapai Rp50.000/kilogram (kg).

Pemerintah harus segera bergerak untuk menstabilkan harga, agar ibu rumah tangga dan pegiat usaha yang menggunakan bahan baku ayam tidak terlarut cemas.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kalteng Riza Rahmadi mengatakan, harga ayam ras di Palangka Raya cukup tinggi, yakni di kisaran Rp50 ribu per kilogram. Hal ini dipicu beberapa hal. Di antaranya harga pakan yang mengalami kenaikan dan upaya peternak untuk menutupi kerugian selama Ramadan lalu. Sudah ada pertemuan bersama perhimpunan peternakan ayam. Dari situ diketahui bahwa pada Ramadan lalu peternak ayam mengalami kerugian cukup besar.

“Konsumen sempat diuntungkan dengan harga ayam yang murah selama bulan Ramadan lalu, tetapi saat itu produsen dalam hal ini peternak ayam justru yang mengalami kerugian,” katanya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (2/6).

Riza menyebut, pada Ramadan lalu stok ayam di kandang cukup banyak, sehingga konsumen bisa membeli ayam dari kandang seharga Rp16 ribu atau Rp17 ribu, dari harga biasanya Rp23 ribu. Sebagai upaya menutupi kerugian, saat ini peternak menaikkan harga jual di kandang Rp30 ribu per kilogram.

“Selain upaya menutupi kerugian, memang ada kenaikan harga pakan ayam. Di sisi lain, akhir-akhir ini permintaan daging ayam cukup tinggi, ada beberapa hajatan untuk jemaah haji. Peternak berharap pertengahan bulan nanti harga ayam sudah normal kembali,” ucap Riza kepada Kalteng Pos.

Mengenai stok persediaan, lanjut dia, tidak ada kendala. Berdasarkan neraca mingguan, ketersediaan ayam di Kalteng mencukupi. Bahkan pihaknya menyebut Kalteng sudah bisa dikatakan sebagai produsen daging ayam, karena mampu mencukupi kebutuhan sendiri.

“Kalteng ini bisa dikatakan sebagai produsen daging ayam dan telur, karena sudah bisa mencukupi kebutuhan,” tuturnya.

Terpisah, Kepala Dinas Perdagangan, Koperasi, UKM dan Perindustrian (DPKUKMP) Kota Palangka Raya Samsul Rizal mengatakan pihaknya akan terus memantau harga ayam di pasar saat ini. Menurutnya situasi yang terjadi secara nasional ini tidak bisa diprediksi. Apalagi kebutuhan masyarakat sedang melonjak. Banyak yang membeli ayam untuk keperluan syukuran keberangkatan haji.

“Saat ini kebutuhan masyarakat untuk ayam sangat melambung, karena banyak yang mengadakan acara syukuran untuk anggota keluarga yang berangkat ibadah haji,” beber Samsul Rizal, Jumat (2/6).

Baca Juga:  Investasi Emas di Pegadaian Jadi Solusi Masa Depan Finansial Masyarakat Kalteng

Naiknya harga ayam juga disebabkan susahnya memperoleh bibit ayam dari perusahaan.

“Selain itu, melambungnya harga ayam di peternakan maupun daging ayam yang dijual di pasar juga disebabkan tingginya bibit ayam pedaging,” ujarnya.

Karena itu DPKUKMP Kota Palangka Raya akan terus melakukan pemantauan dan sesegera mungkin menekan harga yang melambung ini.

Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Achmad Rasyid juga angkat bicara. Menurutnya kenaikan harga ayam ini memang tidak bisa diprediksi, walaupun saat ini pemerintah tengah membangun pabrik pakan di Kotawaringin Timur.

“Ya, kita pasti tidak bisa berbuat banyak, karena bukan hanya Kalteng yang mengalami, ditambah lagi kita belum punya persiapan menghadapi ini, bahkan kandang-kandang ayam yang ada di Kalteng tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat,” ucapnya.

Salah satu yang menjadi kekurangan yakni pemerintah belum maksimal memacu masyarakat untuk menanam jagung. Karena salah satu pakan ayam yang naik adalah jagung. Meskipun sudah ada perkebunan jagung di Barito Utara (Batara), tetapi hasilnya tidak mampu memenuhi kebutuhan.

Menurutnya, pemerintah diharapkan memiliki terobosan khusus untuk menghadapi situasi nasional ini. Apalagi permintaan akan daging ayam ini terus naik hingga menjelang hari raya Iduladha nanti.

“Saya kira bagus kalau ada terobosan seperti pasar murah atau pasar penyeimbang, tetapi apakah pemerintah ada kesiapan, kalaupun harus diberi subsidi, saya harap yang disubsidikan itu harga pakan dan bibit,” ucap legislator dari Partai Gerindra itu.

Hal ini perlu dilakukan karena umur ternak ayam tidak lama. Pada umur 25 hari, ayam sudah bisa dipotong. “Saya kira instansi teknis sudah melakukan pemetaan terkait jumlah kandang ayam di Kalteng, sehingga kita tahu berapa pakan subsidi yang diperlukan untuk membantu menurunkan harga ternak nantinya, tapi kembali lagi apakah pemerintah punya dananya atau tidak,” tambah Rasyid Ia juga berpesan agar pemantauan harga tidak hanya fokus pada ayam, tetapi juga bahan pokok lainnya. Sebab menjelang hari raya keagamaan, selalu ada lonjakan permintaan masyrakat. Tentu itu akan memengaruhi ketersediaan dan harga di pasar. Rasyid juga mengingatkan soal ketersediaan hewan kurban maupun pemantauan kesehatan hewan kurban dari sekarang ini.

“Saat ini sudah ada banyak hewan kurban masuk ke sini (Kalteng), selain itu ketersediaan gas juga perlu menjadi perhatian bersama,” pungkasnya. (abw/irj/ce/ala/ko)