Fenomena Aphelion Tak Mempengaruhi Cuaca di Kalteng

oleh
oleh

PALANGKA RAYA – Fenomena Aphelion adalah fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran bulan Juli. Fenomena ini terjadi ketika posisi matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi.

Kendati begitu, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer atau cuaca di permukaan bumi.

Hal ini diungkapkan oleh Prakirawan Stasiun BMKG Palangka Raya, Chandra.

“Sementara kondisi cuaca hujan di wilayah Kalteng beberapa hari belakangan tidak terkait dengan fenomena aphelion, akan tetapi adanya sirkulasi siklonik berada di utara perairan Kalimantan.

SIrkulasi tersebut membentuk daerah konvergensi atau belokan angin dari Kalteng, Kalbar hingga utara,” jelas Chandra kepada Kalteng Pos, Sabtu malam (8/7).

Chandra menjelaskan, fenomena siklonik tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi/belokan tersebut. Labilitas lokal kuat dan didukung kelembaban udara yang cukup basah mendukung proses konvektif di sebagian besar wilayah Kalteng “Dari penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa fenomena aphelion memiliki pengaruh yang tidak signifi kan terhadap penurunan suhu di Indonesia atau di Kalteng khususnya,” tegasnya.

Baca Juga:  Baru Isi Pertalite, Motor Mendadak Terbakar, Warga Kaget Dengar Suara Ledakan

Chandra menyebut, untuk 8 hingga 10 Juli ini wilayah yang berpotensi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang adalah Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat, Seruyan, Sukamara, Lamandau, Gunung Mas, Katingan, Kapuas, Pulang Pisau, Palangka Raya, Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, dan Barito Timur.

“Selanjutnya, untuk tanggal 11-14 Juli nanti wilayah yang berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang adalah Kotawaringin Barat, Kotawaringin Timur, Lamandau bagian selatan, Sukamara, Seruyan, Katingan, Pulang Pisau, Kapuas, Barito Timur, Barito Selatan, dan Palangka Raya,” tandasnya. (ko)