PALANGKA RAYA-Kalimantan Tengah (Kalteng) telah memasuki musim kemarau sejak awal Juli lalu. Meski demikian, kurang lebih sepekan terakhir sejumlah daerah di Bumi Tambun Bungai diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Akibatnya, beberapa wilayah dilanda bencana banjir. Prakirawan Stasiun Meteorologi Tjilik Riwut Palangka Raya, Muhammad Iksan Sidiq menjelaskan, memang betul bahwa wilayah Kalteng sudah memasuki musim kemarau pada Juli ini. Namun karena ada fenomena gangguan cuaca, curah hujan tetap saja tinggi.
“Memang sekarang Kalteng sudah musim kemarau, terutama di wilayah Palangka Raya, Kotim, Lamandau, Katingan bagian utara, dan Gunung Mas, jadi hujan yang terjadi kemarin itu akibat gangguan cuaca, seperti adanya gelombang Kelvin dan gangguan cuaca lainnya,” jelasnya kepada Kalteng Pos, Senin (10/7).
Fenomena gangguan cuaca yang sering terjadi, lanjut Iksan, ditambah dengan kelembaban udara di lapisan bumi menengah hingga atas yang cukup basah, serta labilitas lokal yang kuat, turut memengaruhi peningkatan pertumbuhan awan hujan, sehingga menyebabkan potensi hujan relatif tinggi meski sedang musim kemarau.
“Ditambah lagi kondisi cuaca kita juga dipengaruhi oleh konvergensi dan belokan angin di wilayah utara,” tuturnya.
Gangguan cuaca yang memengaruhi curah hujan itu dapat terjadi kapan saja, karena sifatnya yang fluktuatif. Iksan menyebut, dalam tiga hari ke depan gangguan cuaca akan berkurang. Dua gangguan cuaca yang memengaruhi curah hujan di Kalteng adalah gelombang Kelvin dan fenomena Madden- Julian Oscillation (MJO). MJO merupakan suatu fenomena fluktuasi utama dalam cuaca tropis pada rentang waktu mingguan hingga bulanan.
“Seperti kemarin, ada gelombang Kelvin, itu terjadi bulan Juli tanggal 6 kemarin yang menyebabkan turun hujan lebat. Fenomena MJO juga berkurang, sehingga untuk tiga hari ke depan intensitas hujan ikut berkurang, lalu tanggal 13 Juli meninggi lagi potensi curah hujannya karena labilitas lokal cukup kuat,” terang Iksan.
Gangguan cuaca yang menyebabkan potensi hujan tinggi akan terus terjadi hingga tiga hari ke depan. Iksan menyebut, diperkirakan hari ini akan turun hujan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Murung Raya.Sejauh ini memang terdapat gangguan cuaca di Kalteng yang mendukung terjadinya hujan. Salah satunya pertumbuhan awan hujan, sehingga ada potensi besar turun hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
“Kemudian untuk lusa (besok, red) akan terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Barito Selatan dan Barito Timur,” sebutnya.
Sejumlah daerah di Kalteng dalam waktu dekat akan memasuki puncak musim kemarau.
Wilayah Murung Raya dan Barito Utara akan mengalami puncak musim kemarau pada Agustus mendatang. Barito Selatan dan Barito Timur mengalami puncak kemarau pada bulan September. Pulpis bagian selatan dan Kapuas bagian selatan akan mengalami puncak kemarau pada bulan Agustus.
“Kemudian Seruyan, sebagian Kobar bagian selatan, sebagian Sukamara bagian selatan puncaknya pada bulan September. Sisanya, secara keseluruhan, bulan Juli. Saat ini sudah ada beberapa daerah yang mulai memasuki puncak kemarau, tetapi tetap saja diguyur hujan karena adanya gangguan cuaca,” tandasnya. (ko)