Mengampanyekan Ikan Lokal yang Dianggap Tak Berharga

oleh
oleh
DAYA TARIK: Ikan channa red barito menarik perhatian pengunjung.

Sebanyak 60 ekor ikan channa unjuk kebolehan dalam kontes yang diselenggarakan oleh Palangka Raya Snakehead Community. Kontes khusus ikan habitat air tawar itu digelar tang- gal 20—22 Juli 2023. Ikan yang masuk kategori keluarga ikan gabus itu, kini sedang menjadi trending dan digandrungi masyarakat.

IRPAN JURAYZ, Palangka Raya

PESERTA kontes merupakan para pencinta ikan channa. Bukan hanya datang dari Kota Palangka Raya, tetapi juga dari luar daerah seperti Sampit dan Pangkalan Bun. Bahkan ada yang dari luar Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), seperti Barabai, Batu Licin, Kota Baru, hingga Solo, Surabaya, dan Banyuwangi.

“Kontes ini pertama kali digelar di Palangka Raya, tetapi antusias masyarakat lumayan besar, padahal di luar Kalteng kontes ikan channa sudah sering diselenggarakan, bahkan sudah tingkat nasional,” ungkap Agus, salah satu tim penyelenggara.

Kontes tersebut digelar dalam rangka meningkatkan persaudaraan pencinta ikan, sekaligus salah satu strategi mendongkrak harga jual ikan. Untuk penilaiannya, tergantung jenis ikan. Misalnya, dari segi keindahan, agresivitas, dan kriteria lain.

“Ada beberapa jenis channa yang dilombakan, seperti limbata, pulchra, maru yellow sentarum atau red barito, dan auranti, mulai dari yang harga puluhan ribu hingga jutaan rupiah,” beber Agus.

Pihaknya juga menggelar sesi pameran usai kontes, dengan tujuan meningkatkan harga dan penjualan ikan channa.

Agus mengatakan, melalui kontes ikan channa itu, para kontestan bisa mengetahui bahwa hadiah yang didapatkan tidaklah besar. Namun setelah mendapat juara, harga ikan yang dimiliki kontestan dapat melambung tinggi hingga puluhan juta rupiah.

“Kemarin waktu pameran yang di luar daerah, ada yang ditawar sampai Rp8 juta per ekor, karena ikan yang sudah ikut kontes nilainya akan berbeda.

Baca Juga:  Rektor: UPR Dukung Program Gubernur, 1 Rumah 1 Sarjana

Seperti yang juara satu kali ini ikan milik orang Kota Baru, sebelumnya tidak ada harga, tapi karena ikan yellow sentarum itu meraih juara satu, har- ganya langsung dipatok Rp15 juta,” ujarnya.

Agus berharap, penggemar ikan channa akan terus kompak dan makin meningkat dari tahun ke tahun. Sehingga bisa membentuk komunitas yang besar sebagai ajang keakraban sekaligus meningkatkan ekonomi.

“Kontes seperti ini bukan hanya untuk menampilkan jenis ikan terbaik, tetapi juga menjadi sarana memperkenalkan dan mengampanyekan ikan lokal yang selama ini dianggap tidak ada harganya,” kata Agus.

Menurutnya, dengan adanya kontes-kontes seperti ini, mampu mem- bantu para pencari ikan mendongkrak nilai jual menjadi lebih tinggi. Buktinya, beberapa ikan jenis red marulioides akhirnya jadi terkenal, bukan hanya di tingkat nasional, tetapi hingga internasional, karena punya daya tarik tersendiri.

Para pencinta ikan channa antusias berdatangan ke tempat penyelenggaraan. Mereka saling berbagi pengalaman mengurus ikan channa. Ikan yang satu ini tergolong ikan yang membutuhkan ketelatenan pemiliknya untuk bisa mempercantik ikan.

Ridho, warga Palangka Raya mengatakan, ia sengaja datang ke Jalan Ramin Nomor 93 untuk melihat kontes ikan yang kepalanya mirip ular tersebut. “Saya penggemar ikan channa, mulai mengenal spesies ikan ini dari teman dua tahun lalu,” kata Ridho.

Ia mengaku menyukai ikan channa karena berkarakter galak dan pem- berani, tidak takut dengan sentuhan tangan manusia, serta banyak corak warnanya. Bahkan ada jenis ikan channa yang harganya setara dengan harga motor matik.

“Harga ikan channa ke depannya bagus, Mas. Di samping corak warna yang dinilai sebagai pemenang, juga sangat berpengaruh pada harga jual ikan itu,” ujar Ridho. (ko)