PALANGKA RAYA-Universitas Palangka Raya (UPR) telah menyelesaikan penerimaan mahasiswa baru. Ada 4.143 orang yang diterima. Dari jumlah tersebut, 80,64 persen merupakan putra-putri daerah atau siswa yang berasal dari SMA/SMK di Kalteng. Sedangnya sisanya merupakan mahasiswa baru yang berasal dari 15 provinsi di Indonesia.
Informasi tersebut disampaikan Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Palangka Raya Dr Natalina Asi MA kepada Aliansi Utus Dayak Mantehau yang melakukan aksi damai di depan gedung Rektorat UPR, meminta keadilan rektor untuk menerima putra dan putri Dayak menempuh pendidikan tinggi di UPR, Senin (24/7).
“Sedangkan untuk program studi terketat yakni Pendidikan Kedokteran (S-1), ada 42,34 persen mahasiswa baru yang merupakan lulusan SMA/SMK di Kalteng,” ucap Natalina.
Sama seperti perguruan tinggi di Indonesia, dalam seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru (SNPMB) tahun 2023, UPR membuka tiga jalur. Yakni seleksi nasional berbasis prestasi (SNBP) atau undangan, seleksi nasional berdasarkan test (SNBT), dan seleksi mandiri masuk perguruan tinggi negeri (SMMPTN).
“Universitas Palangka Raya merupakan salah satu PTN, sesuai dengan amanat Permendikbudristek Nomor 48 Tahun 2022, maka wajib menjalankan proses penerimaan mahasiswa baru pada ketiga jalur tersebut,” kata Natalina, yang saat itu didampingi Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Perencanaan Iring SE Msi dan Kepala Biro Umum dan Keuangan Lusiana Vega SE MSi.
Data dari panitia pusat SNPMB, ada 4.143 mahasiswa yang lulus tes masuk UPR. Terdiri dari 1.084 orang jalur SNBP, 1.699 orang jalur SNBT, dan 1.360 orang jalur SMMPTN.
UPR tergabung dalam Badan Kerja Sama PTN Indonesia Wilayah Barat (BKS-PTN Barat) yang diketuai oleh Universitas Sumatera Utara (USU).
Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Perencanaan Iring SE MSi menambahkan, data yang disampaikan Wakil Rektor Bidang Akademik sekaligus menepis kabar yang beredar bahwa jumlah mahasiswa baru yang diterima UPR hanya 4 persen yang merupakan putra-putri daerah, sedangkan 96 persen berasal dari luar Kalteng.
“Faktanya, mahasiswa baru yang masuk UPR, 80 persen merupakan lulusan SMA/SMK di Kalteng. Sedangkan program afirmasi 30 persen di jalur mandiri sudah dijalankan 100 persen,” tegas Iring.
Sementara, Yetro Simon selaku koordinator aksi menyampaikan, pihaknya berharap agar porsi bagi putraputri Kalteng dalam program afirmasi di UPR terus ditingkatkan.
Jika tidak bisa tahun ini, maka tahun depan harus meningkat jumlahnya.
“Suara kami harus didengar oleh pemangku kepentingan, agar di Indonesia ini tidak ada ketimpangan di bidang pendidikan. Program afirmasi yang dicanangkan Kementerian Pendidikan, rektor harus bisa mengakomodasi itu. Apabila diperlukan, kami siap untuk mem-back up sampai finalisasi, kami siap,” ucap Yetro.
Menurutnya, pada penerimaan mahasiswa baru jalur mandiri, ada kuota 30 persen program afirmasi. Pihaknya berharap persentase itu terus ditingkatkan sampai mencapai 100 persen. Dengan adanya program afirmasi tersebut, bisa mengakomodasi putra-putri Kalteng yang ingin mengenyam pendidikan tinggi di UPR. (sma/ko)