PALANGKA RAYA – Belum meratanya persebaran tenaga dokter di Bumi Tambun Bungai menjadi salah satu permasalahan dalam pelayanan kesehatan. Kondisi itu menjadi perhatian serius Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XI. Lembaga pendidikan tersebut mendorong pemerintah daerah (pemda) baik provinsi maupun kabupaten/kota, agar menyiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk berkuliah di fakultas kedokteran.
Kepala LLDikti Wilayah XI Muhammad Akbar menyebut perlu ada upaya pemerintah daerah untuk menyiapkan SDM yang siap bersaing masuk seleksi fakultas kedokteran. Jika tidak dilakukan seleksi ketat, dikhawatirkan ada maha- siswa yang tidak mampu melanjutkan studi karena beban kuliah yang berat.
LLDikti juga menying- gung terkait kemudahan regenerasi tenaga kesehatan dokter di Kalteng, apabila putra-putri daerah mampu menempuh studi di fakultas kedokteran
“Perlu persiapan yang khusus dan matang di tingkat sekolah menengah atas bagi anak-anak yang diproyeksikan untuk mengambil ilmu kedokteran di perguruan tinggi,” kata Akbar kepada Kalteng Pos, Rabu (26/7).
Ia menjelaskan, diperlukan kerja keras Dinas Pendidikan Kalteng dan sekolah-sekolah untuk menyiapkan siswa-siswi yang betul-betul siap bersaing masuk fakultas kedokteran di Universitas Palangka Raya (UPR).
Dikhawatirkan ketika sudah diperjuangkan oleh pihak universitas, yang bersangkutan justru mundur dari studi karena ketidakmampuannya.
“Kesanggupan dari anak-anak harus dilihat ketika mereka menempuh studi. Karena dikhawatirkan kalau dipaksa masuk, tetapi ternyata enggak mampu, lalu mundur, stres, dan lainnya. Jangan sampai itu terjadi. Menempuh studi di fakultas kedokteran kan berat,” tuturnya.
Namun di sisi lain, lanjut Akbar, kabupaten/kota memerlukan tenaga dokter tetap untuk mengabdi di wilayah setempat. Sebab, yang masuk fakultas kedokteran UPR lebih banyak dari luar Kalteng, sehingga berpotensi meninggalkan Kalteng usai menempuh studi.
Karena itulah diharapkan putra-putri daerah dapat bersaing agar bisa lolos tes masuk fakultas kedokteran UPR.
“Misalnya anak-anak yang masuk ke FK UPR itu orang dari luar Kalimantan Tengah, lalu selesai menempuh studi pulang kampung masing-masing, lantas siapa yang menjadi dokter di daerah kita? Mestinya pemprov bersama seluruh bupati kompak menyiapkan calon mahasiswa yang kelak akan menjadi dokter di wilayah masing-masing,” jelas Akbar.
Selain kompak menyiapkan mahasiswa yang akan dijadikan sebagai calon dokter di wilayah masing-masing, sambung Akbar, juga diperlukan kepastian bahwa putra-putri daerah yang disiapkan mampu secara akademik untuk berkuliah di fakultas kedokteran, mempertimbangkan proses studi yang cukup berat.
“Perlu pendekatan khusus tiap pemda untuk mengikat mahasiswa kedokteran, jangan sampai mereka lebih tertarik bertugas di kota besar, karena di wilayah pelosok masing kekurangan tenaga dokter,” ujarnya seraya menyebut bahwa pemda dapat mengontrak mahasiswa kedokteran untuk mengabdi di daerah yang masih kekurangan tenaga dokter.
Akbar berpesan kepada putra-putri daerah agar tekun belajar sehingga kelak bisa lolos tes masuk fakultas kedokteran UPR.
“Mereka harus belajar tekun dari sekarang. Orang tua, guru, serta pemda perlu mensupport anak-anak agar betul-betul menyiapkan diri sehingga bisa lolos seleksi nanti,” ujarnya.
Namun ia menggarisba- wahi perlu ada semacam pendampingan dari pemda untuk terus membenahi SMA yang ada di Kalteng, sehingga para lulusan mampu bersaing masuk ke perguruan tinggi negeri.
“Seperti peningkatan kualitas guru agar proses pendidikan di sekolah berjalan baik, sehingga anak-anak yang lulus SMA memiliki peluang, motivasi yang kuat, dan siap untuk berjuang masuk perguruan tinggi,” tandasnya (ko)