Festival Bubur Asyura, Membangkitkan Semangat Bulan Muharram

oleh
oleh
MENYANTAP : Bupati Kotim H Halikinnor didampingi Istrinya Hj Khairiah dan wabup Irawati saat ikut menyantap bubur Asyura pada festival bubur asyura yang dilaksanakan di Ikon Patung Jelawat, Sabtu (29/7).

SAMPIT– Bulan Muharram merupakan bulan pertama dalam tahun baru Islam. Momen ini dirayakan masyarakat Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dengan festival bubur Asyura yang dilaksanakan di Ikon Patung Jelawat, Sabtu (29/7).

Bubur yang kerap dihidangkan pada setiap tanggal 10 bulan Muharram itu merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT atas keselamatan, kesehatan dan nikmat yang telah diberikan selama satu tahun belakang dalam kalender Islam. Hidangan yang terbuat dari beras dan biji-bijian itu dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang ada di sana.

“Kita menyelenggarakan festival bubur Asyura ini untuk memperingati hari Asyura yang jatuh setiap tanggal 10 Muharram. Ini rutin kita gelar setiap tahunnya,” kata Bupati Kabupaten Kotim H Halikinnor, usai menghadiri festival tersebut.

Dirinya mengatakan, festival bubur Asyura ini merupakan wadah untuk membangun spirit bulan Muharram kepada masyarakat di daerah ini agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Baca Juga:  Irawati Ajak Wisudawan Berkontribusi untuk Daerah

Acara tahunan tersebut juga sebagai wadah untuk mempererat tali silaturrahmi antar sesama manusia. Sehingga spirit tersebut bisa menjadi semangat kebangkitan Islam dalam menghadapi persoalan global saat ini.

“Saya berterima kasih atas terselenggaranya kegiatan ini. Karena ini wadah untuk mempererat ukhuwah atau tali persaudaraan kita dalam menghadapi persoalan global saat ini,”ucap Halikin.

Festival tersebut juga sebagai untuk memeriahkan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalteng XII yang diselenggarakan di Kota Sampit Kabupaten Kotim. Dirinya juga berharap agenda tersebut bisa menjadi agenda resmi tahunan yang dikoordinir oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kotim.

“Budaya ini jangan sampai hilang. Ini budaya Islam pesisir yang harus kita lestarikan agar anak cucu kita nanti tau apa itu bubur Asyura. Jangan sampai seperti budaya asli kita pencak silat yang hampir diklaim Malaysia karena kita tidak begitu memperhatikan,” tutupnya. (ko)