
BULAN Agustus merupakan bulan bersejarah bagi Bangsa Indonesia, karena merupakan hari kebebasan dari belenggu penjajah selama 350 tahun oeh Belanda, dan 3,5 tahun oleh Jepang. Melalui perjuangan yang gigih dan pengorbanan jiwa dan raga, harta benda pada waktu itu, yang akhirnya tepatnya tanggal 17 Agustus 1945 atau 78 tahun yang lalu telah diproklamirkan Kemerdekaan Bangsa Indonesia oleh Pahlawan kita Bung Karno dan Bung Hatta.
Kemerdekaan yang kita peroleh bukan semata-mata perjuangan para pahlawan, ulama, dan rakyat Indonesia, akan tetapi selain perjuangan juga disertai doa yang dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, karena usaha perjuangan dan do’a rakyat Indonesia itulah kemerdekaan yang kita raih adalah karena ridha dari Allah SWT. Hal ini sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang- Undang Dasar 1945 alinea ketiga yang berbunyi “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Ungkapan atas rahmat Allah dalam pembukaan UUD 1945 merupakan wujud rasa syukur Bangsa Indonesia atas kemerdekaan yang diperoleh, dan juga menandakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beragama dan ber-Ketuhanan (bertauhid), karena yakin bahwa kemerdekaan yang diperoleh tanpa adanya kepasrahan (tawakal) kepada Allah setelah berusaha berjuang rasanya mustahil akan dicapai.
Kini kemerdekaan negara kita telah mencapai usia kemerdekaan ke-78.
Usia yang sudah cukup dewasa. Usia kemerdekaan ini merupakan pencapaian yang begitu besar mengingat perjuangan para pahlawan dalam merebut kemerdekaan tersebut menempuh jalan yang amat panjang. Terkait kemerdekaan Alquran menceritakan tentang kisah Bani Israil yang dilepaskan dari jajahan Fir’aun. Hal ini sebagaimana terdapat dalam Surah Ibrahim ayat 6 yang artinya: “Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Fir’aun dan) pengikut- pengikutnya, mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak laki-lakimu, membiarkan hidup anak-anak perempuanmu, dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Tuhanmu.” Menurut Tafsir Kementerian Agama, dalam ayat ini Allah SWT mengisahkan tentang Nabi Musa AS.
yang mengajak umatnya untuk mengenang nikmat Allah yang telah dilimpahkan kepada mereka, yakni ketika Allah menyelamatkan mereka dari kekejaman Fir’aun beserta para pengikutnya, yang telah menyiksa mereka dengan siksaan yang berat, menyembelih anak laki-laki mereka, dan membiarkan anak-anak perempuan mereka hidup.
Dalam ayat berikutnya Allah SWT mengingatkan manusia untuk bersyukur terhadap nikmat-nikmat yang telah diberikannya, sebab pada setiap rasa syukur atas nikmat tersebut akan melahirkan berbagai kebaikan-kebaikan berikutnya. Hal ini sebagaimana dalam QS.
Ibrahim ayat 7 yang artinya: “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. Peringatan Nabi Musa kepada Bani Israil dan perintah Allah untuk bersyukur dalam ayat di atas sejatinya merupakan tindakan-tindakan yang harus dilakukan dalam mengisi kemerdekaan.
Miftahul Arifin dalam buku Aktivasi Mukjizat Surat Al-Fatihah menjelaskan bahwa wujud rasa syukur dapat ditunjukkan dengan amal kebaikan yang berlandaskan pada keikhlasan hati, sehingga dapat dipahami bahwa setiap perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas (sesuai kapasitas diri dan hati) akan melahirkan rasa syukur terhadap nikmatnikmat Allah.
Kisah tauladan yang telah dicontohkan oleh Nabi Musa AS. Di atas mengingatkan umatnya atas nikmat dan terbebas dari penjajahan Fir’aun, membuka memori kita bersama untuk juga mensyukuri anugerah kemerdekaan Indonesia setelah menerima kekejaman penjajah yang telah menindas bangsa ini. Wujud syukur yang dapat dilakukan ketika momen kemerdekaan ini adalah dengan melakukan hal-hal yang menunjukkan semangat kemerdekaan sesuai kapasitas masing- masing. Bagi pelajar misalnya, dapat mengisi peringatan kemerdekaan dengan mengikuti upacara bendera dengan baik serta memanjatkan doa untuk para pejuang terdahulu.
Begitu pun dengan elemen- elemen masyarakat yang lain dapat menunjukkan semangat kemerdekaan tersebut sesuai dengan kemampuannya masing- masing. Mensyukuri nikmat kemerdekaan juga dapat kita lakukan dengan memuji dan beribadah kepada Allah. Memanfaatkan karunia yang agung itu untuk diisi dengan berbagai kegiatan dan amal yang saleh yang dapat mendatangkan manfaat secara umum. Kita isi kemerdekaan ini dengan kerja keras sehingga melahirkan karya- karya besar yang hasilnya dapat dirasakan oleh generasi sekarang atau generasi yang akan datang.
Dengan memperingati HUT kemerdekaan Republik Indonesia yang kita cintai, marilah kita mensyukuri nikmat kemerdekaan itu dengan melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat. Kegiatan itu bisa berupa kegiatan keagamaan seperti melakukan sujud syukur atau kegiatan yang bersifat umum seperti ceramah dan pengarahan kepada generasi muda, dan berbagai kegiatan lain yang langsung ataupun tidak langsung dapat membentuk generasi muda yang berkualitas. (ko)