PALANGKA RAYA-Setelah sempat terhenti dua pekan karena adanya razia penambangan emas tanpa izin (PETI) oleh pihak aparat, para sopir truk angkutan kerukan galian pasir di Kota Palangka Raya akhirnya bisa bekerja lagi mengangkut pasir atau tanah uruk dari sejumlah lokasi tambang galian C yang ada di wilayah Palangka Raya.
Dari beberapa lokasi tambang galian C di wilayah Kota Palangka Raya yang sempat didatangi, seperti di Jalan Manang Manuah dan Jalan Sanang, Kelurahan Sabaru maupun di sekitar wilayah Jalan Bangaris, Kelurahan Tanjung Pinang, tampak deretan kendaraan truk pengangkut pasir hilir mudik masuk ke lokasi galian tambang.
Sayangnya, dengan berbagai alasan pihak pemilik atau pengelola lahan tambang seakan-akan ingin menghindari media.
“Yang lain saja, bapaknya (pemilik) sekarang lagi tidak ada,” kata seorang penjaga lokasi tambang galian C di Jalan Nanang Manuah, Kelurahan Sabaru.
Mulai normalnya aktivitas para sopir truk pengangkut hasil tambang galian C dibenarkan oleh Ketua Persatuan Sopir Truk Palangka Raya (PSTP), Hariyono.
“Alhamdulillah, sudah mulai normal lagi sejak tanggal 18 (Agustus),” kata Hariyono, Senin (21/8).
Hariyono menurutkan, masyarakat Kota Palangka Raya sudah bisa memesan material galian C berupa pasir maupun tanah uruk seperti biasanya. Seluruh lokasi galian C di sekitar Kota Palangka Raya sudah mulai dibuka kembali dan beroperasi seperti biasa. Perihal harga pasir uruk atau pasir pasang, Hariyono menyebut tidak ada perubahan.
“Masih sama, tidak ada perubahan, harga pasir atau tanah uruk berkisar Rp280-300 ribu per rit, sedangkan harga pasir pasang berkisar antara Rp900 ribu hingga Rp1 juta per rit” bebernya.
Hariyono berharap pada waktu-waktu mendatang tidak ada lagi kejadian penutupan lokasi tambang galian C seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
Dikatakannya, dampak penutupan lokasi tambang galian C itu, selain mengakibatkan para sopir truk tidak memiliki penghasilan, juga menyebabkan masyarakat Kota Palangka Raya kesulitan mendapatkan material.
“Kalau bisa jangan lagi ada penutupan, supaya kami tetap bekerja dan ada penghasilan,” pungkasnya. (ko)