PALANGKA RAYA-Musyawarah Olahraga Provinsi Luar Biasa (Musorprovlub) pemilihan Ketua Umum (Ketum) KONI Kalteng masa bakti 2023- 2027 digelar hari ini (23/8). Terdapat tiga calon yang bersaing berebut pucuk pimpinan KONI Kalteng, yakni H Agustiar Sabran, Christian Sancho, dan Yuwensi.
Berdasarkan opini yang berkembang di media sosial, dua nama pertama yang disebutkan, yakni Agustiar Sabran dan Christian Sancho, dinilai memiliki elektabilitas tinggi menjadi Ketum KONI Kalteng definitif.
Salah satu calon, Yuwensi, terlihat tidak terlalu diperhitungkan.
Calon perempuan satu-satunya ini pun menciptakan tanda tanya besar bagi publik akan siapa sosok dia sebenarnya dan mengapa dia ingin bersaing merebut pucuk pimpinan KONI Kalteng.
“Ada proses yang melatarbelakangi saya maju. Majunya saya awalnya menjadi bahan olok-olok, tapi saya anggap angin lalu saja komentar demikian.
Saat ini, saya sudah memantapkan diri untuk maju,” ujar Yuwensi saat menjadi narasumber dalam podcast Ruang Redaksi, kemarin (22/8).
Yuwensi menyebut dirinya mendaftar secara mandiri dalam memjadi bakal calon ketum KONI Kalteng dari tahapan awal pendaftaran hingga akhir. Tidak seperti caloncalon lainnya yang digiring dengan sejumlah pengurus KONI maupun pihak pengurus cabang olahraga (cabor).
“Saya datang sendiri ke TPP, saya kirim sendiri formulir pendaftaran, walaupun saya belum ada dukungan. Tetapi saya berusaha agar di dalam KONI Kalteng ada keterwakilan perempuan,” kata wanita asli dayak ngaju ini.
Menurut Yuwensi, tindakan yang ia lakukan dapat memotivasi orang untuk mengikuti jejaknya. Yakni memperjuangkan dunia olahraga dari sosok yang sebelumnya belum diperhitungkan.
“Ini memotivasi orang. Menurut saya, kalau misalkan pendaftaran dibuka lagi, pasti ada banyak orang yang akan mendaftar lagi,” ujarnya.
Menepis anggapan yang beredar di publik terkait pandangan bahwa dirinya hanya boneka dari sejumlah sosok yang berada di balik layar, Yuwensi menegaskan, majunya ia sebagai bakal calon Ketum KONI Kalteng definitif adalah murni karena ingin mewakili perempuan di KONI.
“Mendaftarnya saya ini bukan sebagai boneka dan anggapan-anggapan lainnya, tetapi sebagai wujud keterwakilan perempuan di dalam KONI,” ujar wanita kelahiran Kuala Kapuas ini. “Apapun kata orang saya tidak peduli,” ucapnya.
Syarat dukungan untuk maju menjadi bakal calon Ketum KONI Kalteng adalah adanya dukungan 50 persen dari KONI kabupaten/kota atau dukungan 50 persen dari pengurus cabor yang ada di KONI Kalteng.
Ditanya terkait syarat dukungan itu, Yuwensi menyebut akan dibuktikan ketika Musorprovlub dilangsungkan.
“Bagi saya syarat dukungan dari KONI daerah dan cabor itu tidak masalah, karena pembuktian ada di Musorprovlub, yang penting maju aja dulu,” jelasnya.
Menurut Yuwensi, keputusan yang ia pilih untuk menjadi Ketum KONI Kalteng adalah agar dapat menjawab pertanyaan dari publik bahwa orang biasa pun bisa menjadi ketua KONI Kalteng, terlepas dari segi kemampuan finansial dan ketenaran.
“Saya ingin menjawab bahwa kita orang biasa pun bisa menjadi Ketua KONI. Terlepas dari anggaran atau apa kata orang,” Ditanya apakah ada dihubungi KONI kabupaten/kota atau pengurus cabor untuk menyatakan dukungan terhadap dirinya, Yuwensi mengiyakan.
Terdapat KONI daerah yang menghubunginya dan menanyakan keseriusannya bersaing merebut kursi Ketum KONI Kalteng.
“Ada KONI kabupaten/kota yang menghubungi saya, menanyakan keseriusan saya, ada lebih dari lima,” ujarnya seraya membenarkan bahwa ada lebih dari lima KONI kabupaten/ kota yang mendukungnya.
Yuwensi mengaku sangat menanti detik-detik pelaksanaan musorprovlub. Menurut Yuwensi, ajang itu menyediakan kesempatan baginya untuk tampil dan unjuk gigi beradu visi, misi, dan gagasan untuk kemajuan olahraga di Bumi Tambun Bungai.
“Kalau memang bisa nanti kan ada debat kandidat, di dalamnya saya akan menyampaikan gagasan-gagasan yang saya miliki, justru itulah yang saya suka,” ungkapnya.
Apabila nanti terpilih menjadi Ketum KONI Kalteng, Yuwensi berkomitmen untuk terlebih dahulu melakukan pembenahan KONI Kalteng secara struktural keorganisasian.
Menurutnya, terdapat tiga hal yang perlu dibenahi agar KONI Kalteng dapat maju. Pertama, pembenahan ke dalam (organisasi).
Kedua, kerjasama pemda dengan KONI Kalteng.
Ketiga adalah kesejahteraan para atlet di setiap cabor.
“Saya ingin memperbaiki KONI secara struktural, dari sisi keorganisasiannya. Kalau organisasinya sudah baik, maka program yang akan dijalankan tentu akan bagus,” tandasnya.
Di tempat yang sama, pemerhati olahraga Kalteng, Vinsensius GL berpendapat, tiga visi besar yang dicanangkan oleh Yuwensi merupakan tiga elemen penting agar KONI Kalteng ke depan dapat dibenahi.
“Pertama terkait organisasi, masih banyak pengurus cabor yang tidak kompeten, seperti dia menjadi pengurus cabor sepak bola sementara dia tidak mengerti sepak bola,” ujarnya.
Pria yang akrab disapa Bang Sensi ini menambahkan, faktor kedua yang tidak kalah penting juga adalah kerjasama yang baik antara pemda provinsi dan KONI Kalteng. Santer diketahui sejak beberapa tahun ke belakang hubungan antara pemda dan pengurus KONI tidak harmonis.
“Pemda punya tanggung jawab untuk menyediakan anggaran dan sarana prasarana (sarpras) olahraga. Sedangkan mengelola organisasi cabor dan membina atlet, itu adalah tanggung jawab KONI,” jelasnya.
Lalu yang terakhir, yakni kesejahteraan atlet. Menurut Bang Sensi, bagaimana bisa atlet Kalteng dapat meraih prestasi di tingkat nasional jika gizi, nutrisi, dan latihan para atlet tidak diperhatikan.
“Bagaimana mereka (atlet, red) bisa latihan dengan maksimal kalau nutrisi, gizi, dan makanan mereka tidak diperhatikan.
Nutrisi itu bisa dalam bentuk susu atau multivitamin,” tandasnya.
Terkait dengan pelaksanaan musorprovlub, dipastikan akan dilangsungkan hari ini sesuai dengan jadwal dan waktu yang telah ditetapkan. Hal ini diungkapkan oleh Plt Ketum KONI Kalteng, Christian Sancho, secara singkat saat dihubungi Kalteng Pos kemarin sore. “Musorprovlub berjalan sesuai jadwal dan waktu yang sudah ditetapkan,” tandasnya. (ko)