Menggali Fakta Menyoroti Isu Ekonomi Terkini dan Kebijakan Bank Indonesia Untuk Memulihkan Perekonomian Kalteng

oleh
oleh
Petugas sedang cek kondisi TBS di salahsatu PBS di Kabupaten Lamandau

PERTUMBUHAN ekonomi global 2023 mengalami perlambatan. Tekanan inflasi dan ketidakpastian pasar keuangan dunia masih tinggi. Dampaknya, aliran modal ke negara berkembang menjadi terbatas.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Pertumbuhan ekonominya justru tetap tinggi. Bila pada 2022 ekonomi tumbuh 5,31 persen (year on year), Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan II 2023 tercatat 5,17 persen (yoy). Ini meningkat dari triwulan sebelumnya 5,04 persen (yoy).

Inflasi Indonesia secara tahunan juga tetap terkendali 3,08 persen. Itu menunjukkan tren penurunan dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Bagaimana outlook ekonomi Indonesia ke depan? Tahun politik, kekeringan, kabut asap dan lainnya menjadi tantangan. Harapannya, Negeri ini mampu melewati itu semua. Perekonomian Nusantara pun diharapkan terjaga.

Peran 38 Provinsi di Indonesia mengawal ekonomi Nasional tentu tidak bisa juga diabaikan. Termasuk Kalimantan Tengah (Kalteng). Berbagai indikator ekonomi perlu dipelototi serius pemangku kekuasaan daerah. Peran Bank Indonesia (BI) melalui kebijakannya dalam memulihkan ekonomi Kalimantan Tengah sangat diperlukan.

Perekonomian Kalteng sendiri pada 2023 ini tumbuh positif. Pada triwulan II tercatat 2,96 persen (yoy) senilai Rp27,93 triliun. Hasil ini turun dibanding triwulan I sebesar 3,22 persen (yoy).

Perlambatan ekonomi Kalteng pada triwulan II disebabkan kontraksi sektor pertambangan. Siapa biang keroknya? Rupanya penerapan kebijakan larangan ekspor bijih jadi penyebab di tengah melemahnya permintaan batu bara negara mitra dagang.

Untung saja, kinerja pengolah CPO tetap baik di tengah permintaan ekspor dan konsumsi publik. Selain itu, ditopang konsumsi Rumah Tangga (RT) yang terjaga akibat Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN), dana bantuan sosial (bansos) dan belanja pegawai yang tumbuh seiring pencairan Tunjangan Hari Raya (THR).

Hal menggembirkan lainnya, realisasi investasi berupa Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) juga terus meningkat di Kalteng.

Sementara itu, inflasi gabungan Kalteng pada Juli 2023 tercatat menurun sebesar 0.09 persen (month to month) dibanding Juni 2023 sebesar 0,27 persen (mtm).

Penyebab inflasi Kalteng belakangan ini bersumber dari kelompok makanan dan minuman (mamin), tembakau dan pendidikan. Terkhusus kelompok pendidikan akibat masuknya tahun ajaran baru sekolah. Inflasi kelompok mamin dan tembakau menurun dibanding bulan sebelumnya seiring turunnya harga beras di Palangka Raya.

Sedangkan Inflasi tertahan rendah didukung deflasi kelompok perumahan, air, listrik dan BBRT seiring penurunan harga LPG 5,5 kilogram dan 12 kilogram.
Bagaimana dengan kinerja perbankan di Kalteng? Pertumbuhannya tetap positif dan kuat. Aset bank umum juga tumbuh, meskipun cenderung melambat. Hal ini didorong perlambatan Dana Pihak Ketiga (DPK), khususnya deposito yang tumbuh terkontraksi.

Turunnya minat masyarakat menginvestasikan dananya tahun ini, berbanding terbalik disaat pandemi Covid-19 pada tahun-tahun sebelumnya.

Sementara itu, intermediasi perbankan (Loan to Deposit Ratio) per Juli 2023 mengalami penurunan dari 121,17 persen menjadi 120,25 persen. Sedangkan Non Performing Loan (NPL) tetap rendah dan stabil. Menurunnya LDR sejalan penurunan kredit yang relatif besar dari penurunan DPK. Kredit pada sektor utama relatif tinggi dengan NPL terjaga.

Bicara tentang sistem pembayaran di Kalteng, prospek perkembangan ekonominya mengalami posisi net outflow pada Juli 2023 atau lebih kecil dibanding bulan sebelumnya. Hal ini seiring kenaikan inflow di tengah penurunan outflow.

Kabar gembira lainnya, jumlah merchant Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terus bertambah di Kalteng. Jumlahnya mencapai 233.714 merchant per Juli 2023 atau meningkat 0.63 persen (mtm). Yang mengejutkan, pengguna QRIS terbanyak di Kalteng justru dipegang Kabupaten Barito Selatan (Barsel) sebesar 28,2 persen.

Padahal penduduk Kabupaten berjuluk Dahani Dahanai Tuntung Tulus ini ditaksir hanya lima persen saja jumlahnya di Kalteng. Tentu peluang meningkatkan sistem pembayaran QRIS masih memiliki potensi besar di Bumi Tambun Bungai.(bud)