Kaltengonline.com – Menjelang momen nataru, potensi kenaikan sejumlah komoditas pangan perlu diwaspadai, karena bisa menjadi penyumbang inflasi di Kalteng. Ada sejumlah komoditas pangan yang berpotensi mengalami kenaikan tiap nataru, berkaca dari fenomena yang terjadi tiap tahun.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdaperin) Provinsi Kalteng, Aster Bonawaty menjelaskan, barang-barang yang biasanya mengalami kenaikan tiap menjelang nataru adalah barang-barang kebutuhan pokok.
“Minyak goreng, beras, gula, cabai, bawang merah, bawang putih, telur, daging ayam, sudah pasti itu akan naik turun di momen nataru,” beber Aster kepada awak media.
Terkait kondisi harga di pasar saat ini, Aster menyebut harga beras perlahan mulai mengalami kenaikan. Namun ada beberapa bahan pokok yang mengalami penurunan harga, seperti cabai dan bawang merah.
“Ada di beberapa tempat mengalami kenaikan, sementara di tempat lain turun. Masih terus kami koordinasikan dengan kabupaten/kota,” sebutnya.
Aster menambahkan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah upaya untuk mencegah kenaikan harga pangan menjelang peringatan nataru. Seperti mengadakan operasi pasar murah, pasar penyeimbang, dan inspeksi mendadak (sidak) pasar.
“Operasi pasar tentu akan dilakukan menghadapi hari-hari besar keagamaan, salah satunya nataru. Sudah kami siapkan bahan-bahan untuk operasi pasar itu,” ungkapnya.
Disdagperin melakukan sidak pasar untuk melakukan monitoring bersama instansi terkait. Pada pertengahan November nanti, sidak pasar akan digelar kembali. “Kami memang menargetkan sidak pasar dilakukan sekali dalam sebulan,” tambahnya.
Menyikapi potensi kenaikan harga bahan pokok menjelang nataru, Aster mengimbau masyarakat Kalteng agar tidak berbelanja berlebihan hingga terjadi fenomena panic buying.“Belanja saja secukupnya, pemerintah terus menjamin stok barang-barang kebutuhan pokok tetap ada menjelang nataru,” tandasnya.
Sementara itu, Staf Ahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, Yuas Elko menyebutkan bahwa pada tahun 2024 nanti sampel inflasi untuk Provinsi Kalteng bertambah menjadi empat wilayah. Mencakup Palangka Raya, Kotawaringin Timur, Sukamara, dan Kapuas.
Perluasan sampel inflasi dimaksudkan lebih efektif memantau dan mengatasi fluktuasi harga di berbagai sektor. “Ini adalah upaya untuk melindungi kepentingan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” ucapnya. (ko)