kaltengonline.com – Perhelatan kejuaraan balap sepeda gunung dunia UCI MTB World Championship 2023 di Palangka Raya berlangsung sengit, Minggu (12/11). Balap sepeda di Sirkuit SG 1973 itu telah menghasilkan juara dunia dari puluhan negara yang ikut berpartisipasi. Di antara puluhan negara itu, Indonesia keluar menjadi juara dunia urutan kedua setelah Italia pada kategori women elite.
Perlombaan UCI MTB World Championship 2023 di Palangka Raya kali kedua ini memperebutkan medali emas, perak, dan perunggu juara dunia balap sepeda gunung. Diperebutkan oleh 79 atlet dari 47 negara. Ada dua kategori lomba, yakni men elite dan women elite. Dimulai dari penentuan pole position, perdelapan final, perempat final, semifinal, hingga final pada hari yang sama.
Di kategori women elite, Indonesia mampu menorehkan tinta emas dunia setelah Dara Latifah berhasil meraih posisi kedua pada babak final setelah menyalip rider asal Belanda, Anemoon Van Dienst yang sempat unggul posisi selama putaran pertama.
Babak final women elite itu berlangsung menegangkan setelah akhirnya Dara Latifah berhasil mengungguli Anemoon Van Dienst di posisi kedua. Sayangnya, posisi pertama gagal diraih karena jarak Dara yang terhitung jauh dari Gaia Tormena, rider asal Italia. Gaia Tormena mengamankan posisi pertama dan membawa Italia keluar sebagai juara dunia UCI MTB World Championship 2023, disusul Indonesia dan Belanda di posisi ketiga.
Pada kategori men elite, Prancis keluar sebagai juara setelah Titouan Perrin Ganier berhasil menyentuh garis finis, meninggalkan rider senegara Lorenzo Serres, menyusul Sondre Rokke (Norwegia) di urutan ketiga. Pada kategori ini, rider asal Indonesia mulai berguguran di babak perempat final, sehingga tidak mendapat kesempatan tampil di babak final.
Saat diwawancarai awak media usai pertandingan, Dara Latifah mengaku bersyukur atas hasil yang didapatkannya. Namun, kemenangan itu tak lantas membuatnya berpuas diri. Ia berkomitmen akan terus berlatih dan berlatih agar bisa meraih lebih banyak prestasi.
“Ini adalah mimpi, alhamdulillah bisa tercapai, lancar, saya tidak mengalami kendala apa pun selama perlombaan, meski masih belum bisa menyaingi yang juara satu,” ungkapnya.
Sejak awal Dara menargetkan lolos ke babak final. Menurutnya, berhasil meraih juara dunia di ajang UCI MTB World Championship 2023 merupakan kebanggaan, karena merupakan kejuaraan dunia setahun sekali. “Komitmen dan selalu berlatih adalah kunci agar bisa meraih kesuksesan,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, juara kategori elite women, Gaia Tormena mengaku bersyukur bisa memenangkan perlombaan kali ini. Ia merasa sangat tertantang menaklukkan sirkuit SG 1973.
“Banyak trek yang sangat menantang, kalau tidak hati-hati bisa membuat kita jatuh terguling-guling,” ucapnya.
Hal yang dirasa menantang di Sirkuit SG 1973, lanjut Gaia, karena ada banyak batu dan tanjakan yang membuat sepeda berlompat-lompat.
“Jika tidak berhati-hati saat melewati bebatuan dan tanjakan serta teknik yang salah, maka ada kemungkinan akan terjatuh dan merusak segalanya,” ungkapnya dengan bahasa inggris aksen Italia.
Menurutnya, hal terpenting dalam perlombaan balap sepeda adalah mempelajari kekuatan dan kelemahan lawan. Namun yang lebih penting adalah memahami kemampuan diri sendiri dan optimistis bisa menaklukkan rintangan demi rintangan.
“Sepeda gunung tidak hanya permainan fisik, tetapi juga mental, sehingga sangat penting untuk mengetahui satu sama lain, pada perlombaan kali ini lebih banyak peserta perempuan, itu menjadi sesuatu yang baru bagi saya,” bebernya.(ko)