kaltengonline.com – Tingginya intensitas hujan beberapa pekan terakhir menyebabkan Kalimantan Tengah (Kalteng) dikepung banjir. Daerah-daerah yang berjibaku dengan banjir di antaranya Kabupaten Kapuas, Kotawaringin Barat (Kobar), Murung Raya, Barito Utara, dan Barito Selatan. Banjir menyebabkan permukiman penduduk maupun fasilitas umum terdampak.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Kalteng Akhmd Toyib mengatakan, pihaknya terus melakukan update kondisi banjir di sejumlah daerah di Kalteng. Banjir paling parah terjadi di Murung Raya, sehingga mendorong pemkab setempat menetapkan status darurat banjir.
“Status darurat banjir ini sudah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Murung Raya sejak 17 Januari sampai 15 Februari,” kata Toyib kepada wartawan, Rabu (17/11).
“Mereka (Mura) mengharapkan bantuan dari provinsi, kami jawab; untuk hal itu akan kami coba laporkan kepada pimpinan sekaligus meminta arahan dari pimpinan,” kata Toyib.
Terkait informasi adanya akses jalan di sejumlah wilayah di Mura yang terputus akibat banjir, Toyib mengaku belum mendapat informasi perihal itu. Namun Toyib sudah meminta pihak BPBD Mura untuk segera mengirim informasi terbaru dan mendetil terkait bencana banjir yang melanda wilayah Mura.
“Kami sudah minta mereka untuk beri laporan yang lebih komprehensif dan perkembangan terakhir bencana banjir,” kata Toyib.
Ia menegaskan, dalam penanganan bencana alam di sejumlah wilayah kabupaten/kota di Kalteng, posisi utama sekaligus tulang punggung penanganan bencana adalah BPBD kabupaten/kota.
“Sementara posisi dari pihak pemerintah provinsi adalah sebagai backup,” terangnya sembari menambahkan pihaknya siap membantu jika pihak kabupaten/kota sudah tidak mampu lagi menanggulangi bencana.
Dikatakannya pula, jika status bencana banjir di kabupaten/kota sudah naik menjadi tanggap darurat banjir, maka pemerintah kabupaten/kota bisa menggunakan dana dari anggaran belanja tidak terduga (BTT).
Toyib menambahkan, berdasarkan aturan, pemerintah provinsi baru bisa memberikan bantuan kepada kabupaten/kota yang tertimpa bencana banjir, jika sudah dua kabupaten/kota yang menetapkan status darurat bencana banjir.
Dengan adanya dua kabupaten/kota yang menetapkan status siaga darurat banjir, pemerintah provinsi juga bisa menetapkan status tanggap darurat atau siaga darurat bencana banjir dan bisa menyalurkan bantuan ke kabupaten/kota yang tertimpa musibah.
“Apabila minimal dua atau tiga kabupaten sudah menyatakan siaga darurat, maka provinsi juga bisa menetapkan siaga darurat dan mengintervensi langsung dengan menyalurkan bantuan ke kabupaten/kota seperti tahun-tahun sebelumnya,” beber Toyib sembari menyebut bantuan yang diberikan provinsi bisa berupa bantuan personel, peralatan, logistik, hingga keuangan.
Kapolres Mura AKBP Irwansah SIK MM melalui Kapolsek Murung Ipda Catur mengatakan, kondisi ketinggian air di beberapa lokasi berkisar antara 0,5 meter hingga 2,5 meter. “Data yang berhasil kami kumpulkan dari beberapa titik lokasi banjir, khususnya wilayah Kelurahan Beriwit, sedikitnya ada 9 RT dan beberapa fasilitas umum yang terendam banjir,” kata kapolsek.
Sementara itu, Pj Bupati Mura Hermon meninjau langsung lokasi yang terdampak banjir. Salah satunya di Jalan Jenderal Sudirman (arah simpang Polres Mura). Hermon mengajak masyarakat untuk terus mewaspadai terjadinya banjir susulan.
“Kita dari Pemkab Mura bersama dengan dinas, badan, satuan, serta instansi terkait terus memantau titik-titik tertentu yang dinilai rawan, kemudian kami akan menginventarisasi jenis bantuan apa saja yang layak dan segera kami salurkan kepada masyarakat yang membutuhkan,” kata Hermon.
Hermon berharap banjir yang terjadi karena luapan air Sungai Barito segera surut. Masyarakat juga diimbau untuk tetap menjaga kesehatan dan tanggap terhadap perubahan cuaca. Hermon juga mengingatkan masyarakat agar tidak lengah dan selalu mewaspadai banjir kiriman dari wilayah hulu.
Sementara di Kabupaten Barito Utara khususnya wilayah perkotaan, seperti Jalan Merak, Dahlia, Panglima Batur, Cepaka Putih, dan Imam Bonjol sudah terendam banjir sejak Kamis (18/1). Bahkan ratusan pemukiman warga di wilayah padat penduduk tak luput dari rendaman air yang begitu cepat meninggi. Pedagang Pasar Pendopo dan Pasar Ipu terpaksa pindah ke wilayah yang lebih tinggi, seperti Jalan Timor hingga Jalan Tumenggung Surapati.
Selain wilayah Kecamatan Teweh Tengah, banjir juga merendam Kelurahan Jingah dan Jambu di Kecamatan Teweh Baru. Termasuk Kecamatan Lahei dan Lahei Barat. Bahkan ketinggian air mencapai 2 meter.
Banjir melanda daerah hilir seperti wilayah Desa Lemo, Desa Sei Rahayu 1, Kecamatan Teweh Tengah, kemudian Desa Butong, Desa Bintang Ninggi I dan Desa Bintang Ninggi II, Kecamatan Teweh Selatan. Banjir juga terjadi di wilayah Kecamatan Montallat dan hampir merendam seluruh wilayah Kelurahan Montallat I dan Kelurahan Montallat II. DI Kelurahan Tumpung Laung I dan Kelurahan Tumpung Laung II, sebagian terendam banjir. Hampir seluruh kecamatan di wilayah Barito Utara dilanda banjir.
Sadikin, salah satu warga Lahei mengatakan, debit air masih terus naik. Selain karena hujan, wilayah Barito Utara juga mendapat air kiriman dari Kabupaten Murung Raya. Sementara aliran Sungai Barito melewati puluhan perkampungan warga di Barito Utara.
“Selama tiga hari ini air begitu cepat naik, rumah kami sudah direndam banjir hingga lebih satu meter,” ungkapnya, Rabu (17/1).
Saprudianto yang merupakan ketua RT 20 di Jalan Mawar, Muara Teweh menyampaikan, banjir sudah merendam ruas jalan dan tak sedikit rumah warga yang terendam air.
Menurutnya, tiga hari belakangan intensitas hujan di Kota Muara Teweh dan sekitar cukup tinggi, sehingga air begitu cepat naik dan merendam ruas jalan protokol dalam kota. “Kami menghimbau warga untuk waspada banjir, lebih perhatikan anak-anak kecil, dan segera mengungsi ke tempat yang lebih aman,” tutur pria yang akrab disapa Yanto itu.