Kaltengonline.com – Kota Palangka Raya dilanda wabah Gumboro atau Infectious Bursal Disease (IBD), penyakit menular pada hewan ternak, khususnya ayam. Kejadian ini menimpa peternak ayam di Jalan Karanggan, Kota Palangka Raya, yang mengakibatkan kerugian signifikan karena ratusan ekor ayam mati akibat penyakit tersebut.
Anggota DPRD Kota Palangka Raya, Ruselita, menyampaikan keprihatinannya terhadap wabah yang merugikan para peternak tersebut. Ia menekankan perlunya respons cepat dari pemerintah dan dinas terkait untuk mengatasi dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
“Saya mendengar tentang wabah ini dan dampaknya terhadap para peternak. Langkah cepat dan mitigasi dari pemerintah sangat dibutuhkan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Wabah Gumboro ini harus diatasi secepatnya, dan dinas terkait perlu turun ke lapangan untuk mengevaluasi situasi sekarang,” ungkap Ruselita, Selasa (27/2).
Ruselita menyoroti kemungkinan pengaruh cuaca ekstrem terhadap kesehatan unggas dan menyampaikan kebutuhan untuk mengawasi dan memahami dampak virus Gumboro terhadap kesehatan manusia. Dinas terkait diharapkan dapat melakukan penelitian mendalam untuk memahami sejauh mana virus ini menyebar dan merugikan.
“Dampak dari virus Gumboro ini tidak hanya terbatas pada peternak, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan manusia melalui konsumsi ayam yang terkontaminasi. Oleh karena itu, penting bagi dinas terkait untuk memahami risiko ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan,” tambahnya.
Gumboro pada ayam menunjukkan gejala klinis seperti gemetar, dehidrasi, bulu kusam, dan berdiri. Selain itu, dapat ditemukan feses yang menempel dan encer berwarna putih. Pada kasus Gumboro subklinis, gejala mungkin tidak terlihat secara signifikan, sehingga perlu pemantauan lebih mendalam termasuk perubahan organ dalam tubuh ayam. (ovi/abe/kpg/uni/ko)