kaltengonline.com – Pada 27 November mendatang, pesta demokrasi pemilihan kepala daerah akan digelar serentak di seluruh Indonesia. Kurang lebih delapan bulan jelang pencoblosan, bursa pemilihan gubernur (pilgub) Kalimantan Tengah (Kalteng) mulai menghangat. Sejumlah partai politik (parpol) makin terbuka membicarakan persiapan menghadapi pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Partai Golkar adalah parpol yang lebih dahulu tancap gas menatap pilgub serta pilkada di kabupaten/ kota se-Kalteng. Namanama yang diusung sudah dideklarasikan sebagai bakal calon yang akan berkontestasi. Untuk pilgub, Golkar telah mendeklarasikan Ir H Abdul Razak.
“Sudah sejak lama kami telah menyatakan akan mengusung Abdul Razak sebagai calon gubernur Kalteng dari Partai Golkar, dan perlu ditegaskan bahwa Golkar yang memintanya untuk maju,” ucap Ketua DPD Partai Golkar Kalteng HM Ruslan kepada awak media, Kamis (14/3).
Pada pemilihan legislatif (pileg) beberapa waktu lalu, Golkar meraup delapan kursi DPRD Kalteng. Secara aturan, Golkar tinggal mencari satu kursi lagi untuk memenuhi syarat kursi yang dapat mengusung kepala daerah.
“Kami tinggal menambah satu kursi agar bisa mengusung calon pada pilkada nanti dan kami terbuka untuk partai mana pun.
Sudah ada beberapa partai yang mulai membuka komunikasi dengan kami,” tutur HM Ruslan
Perihal sosok yang akan mendampingi Abdul Razak, lanjut HM Ruslan, sedang dalam proses penjaringan. Kriteria figur yang diinginkan adalah lebih muda, berpengalaman dalam dunia pemerintahan, dan memberikan kontribusi suara.
“Selain kriteria tersebut, karena Bapak Abdul Razak berasal dari barat, maka wakilnya harus dari wilayah timur, supaya ada keberimbangan,” tegas Ruslan.
Sementara, PDIP sebagai partai pemenag pemilu menjadi satu-satunya partai yang bisa mengusung calon gubernur tanpa perlu koalisi. Partai belambang banteng moncong putih itu mengamankan 10 kursi DPRD Kalteng. Nama Agustiar Sabran menguat diisukan sebagai bakal calon gubernur yang akan diusung PDIP.
Namun menurut Sekretaris DPD PDIP Kalteng Sigit K Yunianto, belum saatnya mempublikasikan figur yang bakal diusung, karena harus melalui sejumlah tahapan. “Deklarasi belum, akan ada proses tahapan partai dulu dan menunggu rekomendasi dari DPP,” tutur Sigit.
Kemudian, Partai Demokrat juga secara gamblang telah menyebut akan mencalonkan Nadalsyah atau H Koyem untuk menjadi calon gubernur. Hal itu dipertegas Sekretaris DPD Partai Demokrat Kalteng, Junaidi. Demokrat siap mendukung Nadalsyah sebagai kandidat calon gubernur Kalteng pada pilkada mendatang.
“Kami mendorong agar beliau (Nadalsyah) menjadi calon gubernur, bukan sebagai wakil gubernur,” katanya, Kamis (21/3).
Junaidi menjelaskan, hingga saat ini persiapan untuk pencalonan gubernur dan wakil gubernur untuk pilkada 2024 terus bergulir. Pihaknya meyakini bahwa Nadalsyah merupakan salah satu kandidat kuat.
“Kami sangat yakin sekali, bukan hanya keinginan Partai Demokrat, tetapi juga berdasarkan aspirasi dari beberapa daerah yang berharap ada figur baru. Kalau ketua kami, Pak Nadalsyah, bisa mendapatkan simpati masyarakat, kami akan sangat berterima kasih,” tuturnya
“Kami juga akan melakukan sejumlah kajian mendalam, termasuk survei dalam hal pemilihan figur calon untuk menjadi wakil gubernur yang akan mendampingi beliau nanti,” tambahnya
Dari hasil pileg Februari lalu, Partai Demokrat mendapatkan enam kursi di DPRD Kalteng. Perlu tiga kursi lagi agar bisa mengusung calon gubernur.
“Sudah ada komunikasi dengan partai lain, cuman belum bisa saya ungkapkan,” ucap Junaidi.
Terpisah, Ketua DPD Gerindra Kalteng Iwan Kurniawan menyebut pihaknya akan mengusung calon kepala daerah dengan memprioritaskan kader sendiri.
“Kalau kami maju atau turut berkontestasi pada pilkada nanti, kami akan memprioritaskan untuk mengusung kader kami,” tegas Iwan.
Sementara, beberapa partai lain sejauh ini belum menentukan arah politik. Seperti NasDem, PAN, PKB, PKS, dan Partai Perindo.
Farid Zaky selaku pengamat politik mengatakan, politik bersifat dinamis. Apa pun bisa terjadi. Menurutnya, pasangan yang tepat untuk mendampingi Abdul Razak adalah sosok muda. Bahkan untuk koalisi, perlu partai dan sosok yang bisa mengisi kekurangan yang ada pada Abdul Razak.
“Abdul Razak merupakan cagub yang diusung Partai Golkar, mereka bisa berkoalisi dengan PAN untuk menggandeng Syauqi sebagai pendamping Abdul Razak, karena merupakan sosok muda potensial,” tuturnya
Untuk Partai Demokrat, menurut Farid perlu ada figur dari wilayah barat Kalteng untuk mendampingi Nadalsyah.
“Sedangkan untuk Partai Demokrat yang secara gamblang mengusung Nadalsyah, mereka butuh calon pendamping dari wilayah barat. Bisa saja gandeng NasDem yang memiliki kader potensial seperti Ujang Iskandar atau Rahman Ebol,” tutur akedimisi Universitas Muhammadiyah Palangka Raya itu.
Karena PDIP mampu mengusung calon sendiri, Agustiar Sabran merupakan sosok yang kuat untuk diusung. Dengan catatan, figur yang mendamping haruslah yang tepat agar bisa mendulang suara maksimal.
Meski demikian, ada kemungkinan muncul poros keempat. Partai Gerindra, PKB, PKS, dan Perindo bisa saja berkoalisi membentuk poros keempat.
“Sekali lagi saya katakan, politik itu bicara tentang kemungkinan. Sejauh ini PKB, Gerindra, PKS, dan Perindo belum menentukan arah politik. Bisa saja muncul poros keempat,” tegas Farid. (irj/ce/ala/ko)