Menggunakan Teknologi Kecerdasan Buatan
Penelitian yang dipimpin oleh Rony Teguh, Ph.D dari Universitas Palangka Raya, Jurusan Teknik Informatika kolaborasi bersama WWF KALTENG, telah berhasil mengembangkan metode baru untuk mendeteksi dan mengenali pola sarang orangutan di hutan Kalimantan menggunakan teknologi kecerdasan buatan. Teknologi ini memanfaatkan deep learning dan citra drone untuk melakukan pemantauan dan konservasi orangutan dengan cara yang lebih efisien dan akurat.
Dalam penelitian ini, tim menggunakan drone untuk mengambil citra udara hutan Kalimantan. Gambar-gambar ini kemudian dianalisis menggunakan algoritma deep learning yang dikembangkan secara khusus untuk mengenali pola sarang orangutan. Teknologi ini memungkinkan deteksi otomatis sarang-sarang yang tersembunyi di antara pepohonan dan kanopi hutan yang lebat, yang seringkali sulit dijangkau dan diamati secara langsung oleh manusia.
Keunggulan dari metode ini adalah kemampuannya untuk mengidentifikasi sarang orangutan dengan akurasi tinggi, bahkan di area hutan yang sangat luas. Dengan bantuan teknologi ini, para peneliti dapat memetakan distribusi sarang orangutan dengan lebih cepat dan tepat, sehingga memberikan data yang sangat berharga untuk upaya konservasi.
Rony Teguh, Ph.D., menyatakan bahwa penggunaan kecerdasan buatan dalam penelitian ini merupakan terobosan penting dalam konservasi satwa liar. “Dengan teknologi ini, kita dapat mengumpulkan data dengan lebih efisien dan memberikan informasi yang lebih akurat mengenai populasi orangutan di Kalimantan. Ini sangat penting untuk pengembangan strategi konservasi yang lebih efektif,” ujarnya.
Penelitian ini telah dipublikasikan di International Journal of Artificial Intelligence (IJ-AI) dengan peringkat Scopus Q2, menunjukkan pengakuan internasional atas kualitas dan kontribusinya dalam bidang kecerdasan buatan dan konservasi satwa liar. Penelitian ini paling pertama karena belum pernah dilakukan mengunakan teknik kecerdasan buatan untuk mendeteksi sarang orangutan.
WWF KALTENG juga menyambut baik hasil penelitian ini. “Kolaborasi ini menunjukkan bahwa teknologi canggih seperti deep learning dan drone dapat memainkan peran besar dalam pelestarian keanekaragaman hayati. Kami berharap metode ini dapat diterapkan di berbagai lokasi lain untuk mendukung upaya konservasi secara global baik di Indonesia dan Malaysia.
Dengan adanya teknologi ini, harapannya adalah upaya konservasi orangutan dan satwa liar lainnya dapat ditingkatkan, sehingga keberlangsungan ekosistem hutan Kalimantan dapat terjaga dengan lebih baik.(*)