Kebakaran Gereja Maranatha dan SMP Kristen
Palangka Raya, kaltengonline -Kerusakan bangunan akibat kebakaran yang melanda Gereja Kristen Evangelis (GKE) Maranatha ditaksir mencapai lebih tiga miliar rupiah. Belum termasuk kerugian yang melanda bangunan SMP Kristen Palangka Raya yang diperkirakan lebih dari setengah miliar.
“Kalau dihitung dari kerusakan bangunan saja, mungkin sekitar tiga miliar rupiah,” ujar Pendeta (Pdt) Yuprinadi yang merupakan Ketua Majelis Jemaat GKE Langkai, Rabu (25/9).
Yuprinadi mengatakan, pihaknya belum bisa memperkirakan total kerugian yang dialami oleh salah satu gereja terbesar milik jemaat GKE di Kota Palangka Raya ini.
“Kalau untuk nilai total kerugian belum bisa dihitung, karena police line juga belum dibuka, tetapi memang banyak peralatan dan perlengkapan ibadah yang ada dalam gereja ludes terbakar,” ujarnya.
Terkait rencana pembangunan kembali Gereja Maranatha, Yuprinadi menyebut bahwa pengurus gereja maupun anggota jemaat sudah berkomitmen untuk segera melakukan pembangunan ulang. Selain sebagai tempat ibadah bagi umat Kristen khususnya jemaat GKE, Gereja Maranatha selama ini dikenal luas di masyarakat sebagai salah satu ikon Kota Palangka Raya, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Palangka Raya.
“Gereja ini sudah dikenal sebagai ikon khusus daerah jalan protokol sini, khususnya di kompleks Christian Center. Makanya kami harap bisa segera dibangun kembali,” ungkapnya.
Yuprinadi mengatakan, setelah proses penyelidikan selesai dilakukan oleh kepolisian, pihaknya akan memanggil ahli teknik konstruksi untuk menilai kekuatan dari bangunan gereja itu.
“Setelah police line dibuka nanti, ada tim teknis yang akan menilai seberapa kokoh dinding-dinding itu setelah terbakar,” kata Pdt Yuprinadi sambil menunjuk ke arah bangunan gereja.
Hasil penelitian tim teknis tersebut akan menentukan apakah gereja akan dibangun total atau hanya sebatas rehabilitasi bangunan.
“Kalau penilaian tim teknis mengatakan bangunan dinding gereja masih layak dipertahankan, maka pembangunan Gereja Maranatha akan bersifat rehabilitasi. Kalau tidak bisa dipakai lagi, artinya harus bongkar total,” tuturnya lagi.
Terkait kegiatan ibadah yang biasa dilakukan jemaat di Gereja Maranatha, Yuprinadi mengatakan, hasil rapat pengurus majelis jemaat sudah diputuskan bahwa sementara waktu kegiatan ibadah pada hari Minggu akan dilaksanakan di gedung pertemuan Sangkuwong, kompleks Christian Centre yang terletak di samping Gereja Maranatha.
Sedangkan untuk kegiatan ibadah lainnya akan dilakukan di Kantor Majelis Jemaat GKE Langkai yang berada dalam kompleks Gereja Maranatha. “Mulai pekan ini ibadah Minggu dilaksanakan di gedung Sangkuwong dan ibadah kategorial di kantor majelis jemaat,” bebernya.
Terkait peristiwa kebakaran Gereja GKE Maranatha ini, Yuprinadi mengatakan pihaknya sudah menyampaikan laporan ke pengurus resort GKE di wilayah Kota Palangka Raya maupun pengurus GKE pusat. Mereka menyatakan turut prihatin atas musibah kebakaran ini.
Seluruh majelis jemaat GKE yang ada juga sudah memberikan komitmen akan membantu agar kegiatan ibadah di Gereja Maranatha dapat berlangsung normal kembali. Uluran tangan dan simpati atas peristiwa kebakaran Gereja Maranatha tidak hanya datang dari kalangan gereja atau umat Kristen, tetapi juga dari masyarakat luas.
Secara pribadi, Pdt Yuprinadi menyampaikan terima kasih atas perhatian besar yang diberikan seluruh masyarakat Kalteng.
“Terima kasih untuk perhatian yang sudah diberikan dan semoga Gereja Maranatha ini secepatnya dibangun dan bisa digunakan kembali untuk kegiatan ibadah jemaat GKE di Palangka Raya ini,” ujarnya.
Sementara itu, SMP Kristen Kota Palangka Raya terdampak dari kebakaran Gereja Maranatha beberapa waktu lalu. Ruangan OSIS, multimedia, komputer, dan gudang turut hangus imbas peristiwa tersebut. Saat ditemui awak media, Wakil Kepala Sekolah SMP Kristen Kota Palangka Raya, Nataliani mengungkapkan penyebab terbakarnya empat ruangan adalah akibat tertimpa atap gereja yang ambruk setelah dilahap api.
“Berdasarkan catatan terakhir, total kerugian berkisar 750 juta rupiah,” ucapnya kepada media saat ditemui di SMP Kristen Kota Palangka Raya, Kamis pagi (26/9).
Meski begitu, pelajar sudah mulai beraktivitas di lingkungan sekolah. Karena tidak ada ruangan kelas yang terdampak kebakaran. “Kemarin memang kami meliburkan anak-anak, karena belum tahu situasi dan kondisi di sekolah. Hari ini kami benah-benah ruangan untuk keperluan pembelajaran,” bebernya.
Pihaknya sangat berharap adanya bantuan dari pemerintah maupun donatur untuk merenovasi ruangan yang terbakar, sehingga bisa segera digunakan kembali.
“Karena di sana ada komputer, dan di ruangan multimedia digunakan untuk pembelajaran, di dalamnya ada smart tv untuk proyektor,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya Jayani melalui Sekretaris Disdik Kota Palangka Raya Aprae Vico Manan menuturkan bahwa pihaknya sudah mendapatkan laporan terkait aspek-aspek yang ikut terbakar. Jadi yang tertera di aset itu tidak hanya ada ruangan, tetapi terdapat juga barang-barang laboratorium komputer yang turut terbakar.
“Kami ada turun ke lapangan dan meminta laporan tertulis dari pihak sekolah,” terangnya.
Perihal bantuan yang diberikan, lanjutnya, masih dalam tahap penyusunan. Tentu memerlukan pengkajian dalam forum rapat.
Karena SMP Kristen Palangka Raya ini statusnya sekolah swasta dan di bawah naungan yayasan, maka bantuan yang akan diberikan berbentuk hibah. Disdik Kota Palangka Raya tidak bisa langsung melakukan pengadaan. Karena itu, pihaknya akan memberikan hibah berupa uang untuk digunakan sesuai kebutuhan sekolah.
“Sesuai dengan bangunan dan sarana prasarana yang terdampak kebakaran,” tegasnya.
Dikatakannya, jumlah bantuan akan diberikan disesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. “Dalam satu hingga dua minggu ke depan, jumlah nominalnya akan keluar,” pungkasnya. (ham/sja/ce/ala/ko)