KASONGAN – Selama menjalani masa tahanan, berbagai aktivitas dilakukan oleh WBP di Lapas Narkotika Kelas II A Kasongan, seperti masyarakat pada umumnya. Meskipun dengan kondisi yang terbatas, namun mereka tetap aktif melakukan kegiatannya sehari-hari. Mulai dengan kegiatan olahraga, kegiatan keagamaan, hingga mengikuti kegiatan pelatihan keterampilan yang telah diprogramkan oleh pihak Lapas Narkotika Kasongan.
Terkait dengan kegiatan pelatihan, ada berbagai program yang digagas oleh Lapas Narkotika Kelas IIA Kasongan. Seperti kegiatan pelatihan Barbershop, pertukangan, bengkel, kaligrafi, pembuatan roti, Laundry, perikanan, hingga hidroponik. Hasil dari berbagai kegiatan yang dilakukan, mekanisme pembagian nya sesuai dengan ketentuan. Dimana hasil sebagian ditabung untuk diberikan kepada WBP pada saat selesai menjalani pidana, dan sebagian lainnya disetorkan ke kas negara yang biasa disebut Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP),
Kepala Lembaga Pemasyarakatan Narkotika Kelas IIA Kasongan Yurdani melalui Kasi Kegiatan Kerja Tigor mengatakan, berbagai program kegiatan pelatihan diikuti dengan sangat antusias oleh WBP yang saat ini berjumlah 642 orang. Dia juga menegaskan, mereka senantiasa menunjukkan komitmennya dalam membina kemandirian terhadap WBP ditempatnya. “Untuk kegiatan pelatihan, kita selama ini menjalin kerjasama dengan sejumlah pihak terkait, diantaranya BLK,” katanya kepada penulis, Jumat (11/10).
Program pelatihan ini kata Kasi Kegiatan Kerja Tigor, diberikan sebagai bekal keterampilan bagi WBP agar kedepan setelah selesai menjalani masa pidananya, bisa hidup mandiri di tengah masyarakat. Oleh sebab itulah dia berharap, apa yang diprogramkan ini mampu meningkatkan keterampilan warga binaan, memberikan mereka rasa percaya diri, dan menumbuhkan rasa produktivitas selama berada di dalam Lapas. “Kegiatan kemandirian seperti ini adalah bagian penting dari pembinaan di Lapas Narkotika Kelas IIA Kasongan, yang bertujuan memberikan bekal ketrampilan bagi warga binaan,” ucapnya.
Lapas Narkotika Kelas IIA Kasongan juga berharap program ini dapat menjadi contoh positif, dan memberikan dampak nyata bagi kehidupan WBP. Kemudian selama kegiatan pelatihan, juga mendapat pendampingan dari petugas. Untuk memastikan keamanan, termasuk dalam penggunaan peralatan pelatihan. Setiap sesi layanan dilaksanakan dengan teliti, dan petugas memastikan bahwa alat-alat yang digunakan memenuhi standar keamanan. “Ini supaya tidak membahayakan siapa pun. Kehadiran petugas juga berperan penting dalam mengawasi jalannya kegiatan, agar tetap sesuai prosedur, mulai dari persiapan, hingga selesai,” tandasnya.(*)