Palangka Raya, kaltengonline–Sejak Kamis (17/10), sejumlah tokoh yang disebut-sebut sebagai calon menteri mendatangi kediaman Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Mereka datang ke rumah presiden terpilih itu untuk pembekalan. Dari ratusan nama itu, tidak ada nama tokoh Dayak yang dipanggil. Hal itu membuat organisasi masyarakat (ormas) Dayak di Kalimantan bereaksi. Mereka menyerukan agar ada tokoh Dayak yang masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran.
Majelis Adat Dayak Nasional (MADN), Dewan Adat Dayak (DAD) se-Indonesia, serta berbagai ormas Dayak di Kalimantan melayangkan protes keras terkait tidak masuknya tokoh Dayak dalam pos menteri maupun wakil.
Ketua Umum LBH MADN Jelani Christo menyampaikan pernyataan protes terkait tidak diakomodasinya tokoh-tokoh Dayak dalam susunan kabinet Prabowo-Gibran. Menurutnya, perpindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan merupakan momentum strategis untuk memperkuat peran masyarakat Dayak dalam pembangunan nasional
“Sebagai tuan rumah ibu kota yang baru, masyarakat Dayak sangat berharap keterlibatan yang lebih signifikan dalam pemerintahan pusat,” tegas Jelani Christo melalui siaran pers, Jumat (18/10).
Jelani menegaskan, suku Dayak memiliki banyak putra-putri terbaik dengan berbagai potensi, dedikasi, dan integritas yang tinggi. “Mereka layak diberi kesempatan untuk berkontribusi secara langsung dalam pembangunan bangsa melalui jabatan di pemerintahan,” ucapnya.
Selain itu, pada pemilu yang lalu, masyarakat Kalimantan memberikan dukungan signifikan dengan 60% suara untuk pasangan Prabowo-Gibran. Dukungan ini, menurut Jelani, seharusnya menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam memberikan representasi yang layak bagi tokoh-tokoh Dayak.
Ia menambahkan, sejak Indonesia merdeka, belum pernah ada putra Dayak yang diangkat menjadi menteri. “Kami memandang ini sebagai ketidakadilan yang perlu diperbaiki, mengingat banyaknya tokoh Dayak yang kompeten dan berpengalaman,” tegasnya
Oleh karena itu, Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) dan seluruh masyarakat Dayak mengajukan beberapa nama putra dan putri terbaik Dayak untuk mengisi jabatan menteri dalam Kabinet Prabowo-Gibran, antara lain Marthin Billa, Rahmat Nasution Hamka, Syaharie Jaang, Tamunan Kiting, dan Katherine Angela Oendoen.
“Kami berharap pemerintah dapat mempertimbangkan usulan ini demi keseimbangan dan keadilan bagi seluruh elemen bangsa khususnya masyarakat Dayak yang telah memberikan kontribusi besar bagi Indonesia,” ujar Jelani.
Sementara itu, Rahmat Nasution Hamka, salah satu nama yang diajukan, merasa terhormat atas dorongan dari MADN dan masyarakat Dayak. Namun, menurutnya yang terpenting adalah presiden dan wakil presiden terpilih memberikan kesempatan kepada tokoh-tokoh Dayak untuk berkontribusi di kabinet.
“Bukan hanya saya, banyak tokoh Dayak yang memiliki kemampuan dan potensi untuk menduduki jabatan menteri. Saya kira presiden terpilih bisa memfasilitasi itu,” ungkap Rahmat Hamka.
Ia meyakini bahwa tokoh-tokoh potensial dari kalangan Dayak dapat memberikan kontribusi besar terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran. Terlebih dengan adanya IKN di Kalimantan, Rahmat menilai penting keberadaan tokoh Dayak dalam kabinet pemerintah, sehingga dapat memberikan masukan terkait pemberdayaan masyarakat Dayak
Ia berharap, baik dirinya maupun tokoh Dayak lain dapat diberi ruang untuk membantu pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurutnya, yang terpenting adalah agar hak dan aspirasi masyarakat Dayak dapat diakomodasi.
“Itu adalah hak prerogatif Pak Prabowo bagaimana mengakomodasi keinginan masyarakat Dayak. Bisa melalui posisi menteri, wakil menteri, atau bahkan staf khusus. Secara khusus, jabatan menteri belum pernah ditempati orang Dayak,” ungkapnya. (irj/ ce/ala/ko)