Adu Gagasan Inovasi di Debat Kedua

oleh
oleh
Debat publik pertama Pilgub Kalteng, 14 Oktober 2024.

Kaltengonline.com – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Tengah (Kalteng) telah menetapkan jadwal debat kedua yang akan digelar pada 6 November 2024. Tema yang diangkat dalam debat ini adalah “Inovasi Pelayanan Publik dalam Menyelesaikan Persoalan Daerah”.

Maka, inovasi empat pasangan kandidat dalam debat ini paling ditunggu rakyat atau pemilih. Keempat pasangan kandidat yakni Willy M Yoseph-Habib Ismail, Nadalsyah Koyem-Supian Hadi, Agustiar Sabaran-Edy Pratowo dan Abdul Razak-Sri Suwanto.

Mereka akan beradu gagasan lagi pada debat kedua yang dilaksanakan di Jakarta. Ricky Zulfauzan, pengamat politik dari Universitas Palangka Raya (UPR), menyatakan bahwa tema ini sangat menarik karena menyentuh aspek penting dalam hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, terutama bagaimana inovasi pelayanan publik dapat dijalankan dalam sistem negara kesatuan yang cenderung sentralistik.

“Hal yang perlu dibahas menurut saya adalah patologi birokrasi di daerah dan upaya reformasi birokrasi yang bersih serta melayani.

Menurut W. Riggs, ada lima ciri khas birokrasi di negara berkembang, yaitu birokrasi yang bertindak dan berperilaku seperti tuan, cenderung korup, boros, tidak efisien dalam penggunaan waktu, serta birokrasi yang digunakan untuk mempertahankan kekuasaan. “Semua itu harus diperbaiki,” tegas Ricky Zulfauzan kepada wartawan, Jumat (18/10).

Baca Juga:  Enam Bulan, Polres Kobar Bongkar 35 Kasus Narkoba dan Amankan 42 Tersangka

Ia juga menekankan bahwa dalam debat kedua nanti, argumentasi yang disampaikan sebaiknya berbasis data dan fakta empiris. Referensi yang kuat akan memperkuat argumen yang disampaikan. Namun, Ricky menilai debat sebelumnya kurang menarik karena terlalu kaku dan waktu yang diberikan tidak logis.

“Waktu untuk bertanya hanya satu menit, dan menjawab hanya dua menit. Ujian skripsi saja mahasiswa diberi waktu 15 menit untuk mempresentasikan hasil penelitiannya. Masa calon gubernur dan wakil gubernur diberi waktu yang sangat singkat,” ujarnya.

Dia menyarankan adanya fleksibilitas waktu dalam debat. Setiap penjelasan, menurutnya, membutuhkan pendahuluan, isi, dan penutup yang baik. “Jika pembicaraan sudah tidak fokus, moderator harus menghentikannya. Moderator juga sebaiknya tidak kaku dan lebih luwes dalam mengelola diskusi,” tambah Ricky.(ko)