Palangka Raya, kaltengonline.com – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Tengah (Kalteng), Agie, mendorong pemerintah provinsi untuk segera mengambil langkah strategis dalam menanggulangi persoalan banjir yang nyaris menjadi bencana tahunan di sejumlah wilayah di Bumi Tambun Bungai.
Salah satu langkah prioritas yang ia soroti adalah pengerukan atau normalisasi daerah aliran sungai (DAS) yang mengalami pendangkalan. Menurutnya, kondisi tersebut membuat kapasitas sungai menurun drastis sehingga tak mampu menampung debit air saat curah hujan tinggi.
“Pendangkalan sungai sudah sangat memprihatinkan. Saat hujan deras turun, air meluap ke daratan karena sungai tak lagi mampu menyalurkan dengan baik. Ini salah satu pemicu utama banjir yang terus berulang setiap tahun,” ujarnya, Rabu (16/4).
Dirinya menambahkan bahwa bencana banjir tidak hanya mengancam keselamatan warga, tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang besar. Ia menilai perlu adanya penanganan jangka panjang dan berkelanjutan dari pemerintah daerah.
Namun, Agie menegaskan bahwa pengerukan sungai hanyalah bagian dari solusi. Menurutnya, penyebab banjir juga terkait erat dengan kerusakan lingkungan, khususnya berkurangnya kawasan resapan air akibat deforestasi dan aktivitas eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkendali.
“Kita tidak bisa menutup mata terhadap dampak dari penebangan hutan dan pembukaan lahan yang masif. Perusahaan-perusahaan yang mengelola sumber daya alam harus bertanggung jawab, salah satunya dengan melakukan reboisasi,” tegasnya.
Ia juga meminta pemerintah daerah bersikap tegas terhadap perusahaan yang mengabaikan kewajiban menjaga lingkungan. Penegakan aturan lingkungan hidup, kata Agie, merupakan bagian penting dari upaya menyeluruh dalam mengurangi risiko bencana.
“Jika langkah-langkah ini dijalankan dengan serius dan konsisten, saya yakin risiko banjir bisa ditekan, dan kesejahteraan masyarakat dapat lebih terjamin,” tutupnya. (ovi/ko)