Dewan Dorong Perbaikan Jalan Rusak di Zona III

by
by
Evandi Juang

Kuala Kurun, kaltengonline.com – Harapan besar disampaikan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunung Mas terkait infrastruktur jalan. Mereka mendorong agar jalan rusak parah di wilayah zona III segera masuk prioritas perbaikan pada anggaran 2025. Kondisi jalan yang menghubungkan Kecamatan Tewah, Kahut, Miri Manasa, hingga Damang Batu dinilai sudah sangat memprihatinkan

Anggota DPRD Gunung Mas, Evandi Juang, menyampaikan harapannya agar anggaran yang sudah disiapkan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) benar-benar mengakomodasi perbaikan jalan di wilayah tersebut. Ia juga menegaskan bahwa ke depan tidak cukup hanya membangun jalan, melainkan perlu adanya pengalihan jalur angkutan produksi dari perusahaan besar swasta (PBS) yang beroperasi di sana.

“Semoga anggaran yang ada bisa menyentuh perbaikan jalan di zona III. Ke depan, tidak hanya membangun, tapi juga perlu mengalihkan angkutan PBS agar jalan yang sudah diperbaiki tidak cepat rusak lagi,” kata Evandi, Senin (21/04) lalu.

Evandi menjelaskan, perusahaan yang mengangkut hasil produksi sebaiknya memiliki jalur hauling tersendiri, terutama untuk rute Tewah menuju Tumbang Miri. Ia mengakui, pembangunan jalan sudah dilakukan dengan kucuran dana mencapai Rp200 miliar dalam satu dekade terakhir. Namun, kerusakan kembali terjadi akibat beban angkutan yang melebihi kapasitas, seperti truk pengangkut kelapa sawit dan kayu dari daerah hulu.

“Setelah diperbaiki, jalannya kembali rusak. Penyebab utamanya adalah angkutan berat yang tidak terkendali,” tegas politikus dari Partai NasDem itu.

Sebagai solusi, Evandi mendorong agar pemerintah daerah mencari alternatif jalur untuk kendaraan PBS, sehingga jalan utama tidak terus menjadi korban kerusakan.

Ia menambahkan, tanpa solusi pengalihan jalur, kerusakan jalan akan terus terjadi. Evandi, yang baru saja mengunjungi Tumbang Miri, menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi jalan di wilayah tersebut

“Luar biasa rusaknya. Kasihan masyarakat kita. Kalau ada warga yang mau melahirkan dan harus dirujuk ke Kurun, saya khawatir mereka bisa melahirkan di tengah jalan,” tandasnya. (nya/ko)