Sekolah Diminta Melaksanakan SPMB Sesuai SOP

oleh
oleh
PARIPURNA: Ketua Komisi III DPRD Kalteng, H. Sugiyarto saat menghadiri rapat paripurna DPRD Kalteng, beberapa waktu lalu.
PARIPURNA: Ketua Komisi III DPRD Kalteng, H. Sugiyarto saat menghadiri rapat paripurna DPRD Kalteng, beberapa waktu lalu.

PALANGKA RAYA, Kaltengonline.com – Ketua Komisi III DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugiyarto, mengingatkan sekolah-sekolah, baik SMA maupun SMK, untuk menjalankan proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) sesuai aturan yang berlaku. Ia menekankan pentingnya setiap sekolah mematuhi standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.

“SOP-nya sudah dibuat, tinggal diikuti oleh masingmasing sekolah. Dengan begitu, seluruh tahapan SPMB bisa berjalan lancar, dan setiap sekolah bisa menjalankan tugasnya dengan baik,” ujarnya, Sabtu (31/5).

Sugiyarto berharap, melalui pelaksanaan SPMB tahun ini, semua siswa yang memenuhi syarat di masing-masing sekolah dapat terjaring dan berkesempatan menempuh pendidikan di sekolah pilihannya atau di sekolah tempat mereka diterima.

Terkait isu pemungutan biaya, ia juga memberikan penekanan khusus. Menurutnya, jika ada aturan yang jelas melarang pungutan tertentu, maka sekolah harus benar-benar mematuhi dan menghindarinya. Namun, jika menyangkut sumbangan atau hal lain yang memang diperbolehkan sesuai ketentuan, ia mendorong agar pihak sekolah membicarakannya secara terbuka dan bijak.

“Intinya, yang mampu bisa membantu yang kurang mampu. Tapi jangan sampai yang tidak mampu dipaksa itulah yang tidak diperbolehkan. Kita ingin semuanya berjalan sesuai aturan, tanpa memberatkan siswa dan orang tua,” tegasnya.

Sugiyarto berharap pelaksanaan SPMB tahun ini bisa berjalan baik dan lancar, tanpa ada lagi keluhan dari masyarakat, baik terkait mekanisme pendaftaran maupun persoalan kemampuan ekonomi.

“Harapan saya, semua siswa yang mendaftar sesuai ketentuan bisa diterima dan bisa melanjutkan pendidikan di sekolah tujuan mereka. Yang paling penting, jangan sampai ada kebijakan yang justru membebani siswa dan orang tua,” pungkasnya. (uni/ko)