BUNTOK, Kaltengonline.com – Wakil Bupati Barito Selatan (Barsel), Khristianto Yudha memimpin upacara Hari Lahir Pancasila di Halaman Kantor Bupati Barsel, kemarin (2/6). Disampaikan Khristianto Yudha, Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD 1945, adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
“ Dalam semangat memperkok hideologi Pancasila, izinkan saya mengajak kita semua merenungkan Kembali, bahwa Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia. la mempersatukan lebih dari 270 (dua ratus tujuh puluh) juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda,” ungkap Khristianto Yudha saat membacakan amanat Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila RI.
Dalam Pancasila, lanjut Khristianto, semua belajar bahwa kebinekaan bukanlah alasan untuk terpecah, melainkan kekuatan untuk bersatu. Dari sila pertama hingga sila kelima, terkandung prinsip-prinsip yang menuntun kita membangun bangsa dengan semangat gotong royong, keadilan sosial, dan penghormatan terhadap martabat manusia.
“ Dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia,” tegas Khristianto.
Oleh karena itu, lanjut Khristianto mengatakan, melalui Asta Cita, semua dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital. Dalam dunia pendidikan, juga perlu menanamkan Pancasila sejak dini, bukan sekadar dalam pelajaran formal, tetapi dalam praktik keseharian.
“Sekolah dan universitas harus menjadi tempat lahirnya generasi yang cerdas secara intelektual, tangguh secara karakter dan kuat dalam integritas moral. Semua ini bertujuan agar Pancasila tidak hanya dihafalkan, tetapi dihidupi dan dijalankan dalam tindakan nyata,” tuturnya. (ena/ko)