Halikinnor Ingin Stadion 29 Nopember Sampit Setara GBK

oleh
oleh
BANGKITKAN OLAHRAGA: Bupati Kotim Halikinnor saat memberikan semangat kepada pemain HNR Cup, beberapa waktu lalu.
BANGKITKAN OLAHRAGA: Bupati Kotim Halikinnor saat memberikan semangat kepada pemain HNR Cup, beberapa waktu lalu.

SAMPIT, Kaltengonline.com — Semangat membangun dunia olahraga di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) kian berkobar. Bupati Kotim Halikinnor menyayakan keinginannta untuk mengembangkan Stadion 29 Nopember Sampit menjadi stadion sepak bola yang hampir sama dengan Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta.

“Lapangan Stadion 29 Nopember kondisinya sudah sangat memadai, bahkan beberapa pemain Liga yang datang ke sini menilai kualitasnya layak untuk pertandingan tingkat nasional,” ujar Halikinnor saat ditemui usai kegiatan di Sampit, Rabu (2/7).

Rencana ini pertama kali diungkap Halikinnor ketika membuka turnamen HNR Cup I pada 14 Juni 2025 lalu. Menurutnya, langkah awal yang saat ini tengah dilakukan adalah perbaikan pagar serta penyempurnaan fasilitas stadion agar benar-benar siap mendukung agenda olahraga yang lebih besar.

Tak hanya stadion, Pemkab Kotim juga berencana membangun gedung serbaguna di kawasan Bundaran Belanga. Pembangunan tersebut dijadwalkan mulai 2026 dan ditargetkan rampung pada 2027. Dengan hadirnya gedung serbaguna itu, Stadion 29 Nopember akan difokuskan murni sebagai pusat kegiatan olahraga, terutama sepak bola dan atletik.

Baca Juga:  Halikinnor: Sinergi Hukum Adat dan Perda Jadi Solusi Sampah Sampit

“Kalau gedung serbaguna sudah selesai, stadion ini akan benar-benar kita maksimalkan untuk olahraga saja. Fasilitasnya akan lebih terjaga dan penggunaannya juga lebih optimal,” kata Halikinnor.

Ia menekankan, keberhasilan membangun atmosfer sepak bola tidak bisa hanya dibebankan pada pemerintah. Kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk pemain, pelatih, panitia, dan masyarakat, memegang peranan penting dalam menciptakan ekosistem olahraga yang sehat.

“Sebagus apapun stadion yang kita bangun, tidak akan berarti tanpa adanya semangat bersama. Tanpa pemain dan panitia, semua itu hanya menjadi bangunan kosong. Jadi ini kerja kolektif kita semua,” tegasnya. (mif/ko)