Konferensi PGRI Barsel Dorong Aspirasi Guru dan Pemerataan Pendidikan

oleh
oleh
KONFERENSI: Konferensi PGRI Barsel di Aula Dinas Pendidikan setempat, Sabtu (26/7).
KONFERENSI: Konferensi PGRI Barsel di Aula Dinas Pendidikan setempat, Sabtu (26/7).

BUNTOK, Kaltengonline.com – Konferensi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Barito Selatan (Barsel) ke-23 masa bakti 2025–2030, diharapkan menjadikan guru garda terdepan untuk membentuk karakter generasi penerus bangsa. Karena guru yang setiap hari dengan sabar dan penuh kasih menorehkan ilmu, menanamkan budi pekerti, serta menumbuhkan optimisme kepada peserta didik.

Kegiatan konferensi ini dihadiri Ketua PGRI Kalteng Diplan M.Pd., Asisten III Setda Barsel Eko Hermansyah, serta dihadiri seluruh pengurus PGRI Kabupaten Barsel dan kecamatan, di Aula Disdik Kabupaten Barsel, Sabtu (26/7) pagi.

Eko Hermansyah hadir mewakili Bupati Barsel, Eddy Raya Samsuri mengatakan ada beberapa isu strategis yang menjadi prioritas bersama. Pemerintah Kabupaten Barsel mengharapkan PGRI dapat terus aktif dalam hal pemerataan akses dan kualitas pendidikan, khususnya di wilayah-wilayah terpencil di Barito Selatan agar tidak ada lagi anak-anak yang tertinggal dalam mendapatkan pendidikan yang layak.

“Selain itu, yang jadi perhatian kita ialah peningkatan kesejahteraan guru honorer dan tenaga kependidikan, pengembangan kompetensi guru secara berkelanjutan termasuk penguasaan teknologi digital dan metode pembelajaran inovatif, hingga perbaikan sarana prasarana pendidikan yang memadai, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung optimal dan nyaman bagi guru maupun siswa,” jelas Eko.

Baca Juga:  721 Pelajar Ikuti Kejuaraan Atletik Bupati Cup Barsel 2025

Kemudian, jelas Eko, fokus penguatan perlindungan profesi guru agar dapat menjalankan tugasnya dengan rasa aman, dan terhindar dari berbagai bentuk sisi negatif atau kekerasan selama menjalankan tugas dan fungsinya. “Untuk tingkat kesejahteraan guru kita sekarang, insentif guru honorer TK, SD hingga SMP negeri maupun swasta di Barsel sebesar 1,2 juta rupiah dari sebelumnya hanya 500 ribu rupiah,” urainya.

Untuk peningkatan kompetensi guru, sampai dengan tahun 2025 sudah lebih dari 100 guru menerima beasiswa S1 maupun S2. Ini dilakukan supaya kualitas guru yang ada bisa bersaing dengan perkembangan zaman sekarang.

Pengurus PGRI Provinsi Kalteng, Diplan berharap hasil Konferensi PGRI Barsel siapapun yang akan terpilih jadi ketua pengurus kabupaten, bisa membawa perubahan sekaligus bisa menggaungkan kesejahteraan guru, profesionalitas, dan mendorong UU Perlindungan Guru.

“Untuk perlindungan guru ini, supaya tidak ada lagi guru jadi korban kriminalisasi. Selain itu, kesejahteraan guru juga jadi perhatian kita juga, seperti sertifikasi, TPP hingga P3K kita bisa diangkat jadi ASN,” tandasnya. Organisasi PGRI sebagai wadah bagi guru untuk menyampaikan aspirasi dan pendapat. Harapannya pengurus baru nanti bisa dapat berkoordinasi dengan pemerintah daerah. (ena/ko)