PALANGKA RAYA, Kaltengonline.com – Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025 di wilayah Kalimantan Tengah, termasuk Kota Palangka Raya, masih berada di bawah target. Hal ini di sampaikan langsung oleh Wali Kota Palangka Raya, Fairid Naparin, usai mengikuti Rapat Koordinasi Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran (TEPRA).
Menurut Fairid, tak tercapainya target realisasi tersebut terjadi karena sejumlah daerah masih dalam proses penyesuaian terhadap dinamika dan kebijakan anggaran. Ia menyebutkan bahwa perubahan-perubahan dalam pelaksanaan APBD merupakan bagian dari proses adaptasi yang tidak bisa berlangsung secara instan.
“APBD sudah berjalan, tentu kan ada penyesuaian, ada pergeseran. Tapi tidak bisa pada saat itu pergeseran tidak bisa 100%. Mulanya karena efisiensi, kemudian adanya pergeseran-pergeseran lainnya,” ujarnya.
L ebih lanjut, Fair id menjelaskan, visi dan misi pemerintahan daerah yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) juga belum sepenuhnya terakomodasi dalam APBD. Hal ini, kata dia, menjadi tantangan tersendiri dalam proses perencanaan dan pelaksanaan program pembangunan.
“Saya tadi melaporkan juga ke pemerintah provinsi, selain kendala-kendala yang di sebutkan tadi secara teknis, baik dari e-katalog dari versi 5 ke 6, TKDN, TKDD, tetapi tentunya adalah penyesuaian-penyesuaian,” tambahnya.
Fairid juga menyinggung dinamika kepemimpinan di Kota Palangka Raya yang sempat di pimpin oleh Penjabat (PJ) Wali Kota selama hampir dua tahun, sebelum dirinya bersama wakil wali kota definitif dilantik. Menurutnya, perubahan kepemimpinan ini turut membawa perubahan arah visi-misi yang memerlukan waktu untuk disesuaikan dalam perencanaan pembangunan.
“Penyesuaian-penyesuaian untuk mengimplementasikan visi-misi itu perlu perencanaan,” katanya. Oleh karena itu, dalam perubahan anggaran tahun ini, Pemko Palangka Raya akan memfokuskan pada penguatan regulasi, perencanaan, serta kajian-kajian strategis, termasuk optimalisasi Penilaian Akhir Tahun (PAT).
“Maka di perubahan ini kami memfokuskan itu, apa yang perlu kita perbuat, baik dari perencanaan, regulasi, dan juga kajian-kajian, terutama optimalisasi PAT,” tegas Fairid. (ham/ans/ko)