BPBD Kotim Gelar Simulasi Karhutla, Uji Kesiapan Personel dan Peralatan

oleh
oleh
SIMULASI: Tim gabungan saat melakukan pemadaman kebakaran lahan dalam simulasi yang dilaksanakan, Rabu (6/8).
SIMULASI: Tim gabungan saat melakukan pemadaman kebakaran lahan dalam simulasi yang dilaksanakan, Rabu (6/8).

SAMPIT, Kaltengonline.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menggelar simulasi tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebagai langkah strategis untuk menguji kesiapan personel dan sarana pendukung dalam menghadapi bencana di lapangan.

“Simulasi ini penting untuk mengukur kesiapan personel, kelayakan peralatan, serta sinergi seluruh pemangku kepentingan dalam penanganan karhutla,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kotim, Multazam, Rabu (6/8/2025).

Simulasi ini merupakan lanjutan dari apel siaga darurat karhutla yang sebelumnya digelar bersama lintas sektor, menyusul penetapan status Siaga Darurat Karhutla di Kotim selama 90 hari, dari 1 Agustus hingga 29 Oktober 2025.

Berbagai unsur terlibat dalam kegiatan ini, antara lain Kodim 1015/Sampit, Polres Kotim, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat), Manggala Agni, Palang Merah Indonesia (PMI), Taruna Siaga Bencana (Tagana), Masyarakat Peduli Api (MPA), serta sejumlah relawan pemadam kebakaran.

“Alhamdulillah simulasi berjalan lancar. Partisipasi pemangku kepentingan cukup tinggi, termasuk relawan dari masyarakat,” tambah Multazam.

Simulasi digelar di kawasan Kantor BPBD Kotim, diawali dengan pemaparan materi dan dilanjutkan praktik langsung penanggulangan karhutla. Skenario disusun sedekat mungkin dengan kondisi nyata—mulai dari laporan awal dari warga, respons cepat tim gabungan, pengarahan personel, hingga aksi pemadaman.

Skenario juga mencakup kemungkinan munculnya titik api di lokasi berbeda dalam waktu bersamaan, serta penanganan korban, termasuk simulasi evakuasi medis oleh tim kesehatan.

Dari hasil evaluasi, kemampuan personel dinilai cukup andal. Namun, Multazam mencatat adanya kekurangan dalam hal kecepatan gerak dan koordinasi di lapangan.

“Gerak cepat masih jadi tantangan. Beberapa personel terlihat belum terkonsolidasi secara optimal meskipun sudah mencoba menjalankan perannya masing-masing,” ungkapnya.

Baca Juga:  Dinkes Kotim Gencarkan Skrining Kesehatan Gratis di CFD Sampit

Ia mengakui tekanan dalam simulasi tentu berbeda dibanding situasi darurat sesungguhnya. Namun, harapannya, personel dapat mengaplikasikan latihan ini ketika menghadapi karhutla sungguhan.

Multazam menegaskan pentingnya latihan berkelanjutan, tidak hanya saat status siaga diberlakukan. Ia mendorong seluruh instansi terkait untuk rutin mengadakan pelatihan guna menjaga kesiapsiagaan serta memastikan semua peralatan tetap dalam kondisi siap pakai.

“Peralatan kebencanaan harus selalu serviceable, jangan sampai saat dibutuhkan justru tidak berfungsi. Ini penting untuk efisiensi dan kecepatan respons,” tegasnya.

Menurutnya, keberhasilan penanganan karhutla sangat ditentukan oleh dua faktor kunci: kapasitas personel dan kemampuan berkolaborasi antarinstansi. Tanpa keduanya, penanganan bencana berpotensi tidak efektif.

Dalam pelaksanaan simulasi, tim juga diarahkan agar memahami pentingnya prosedur pengkajian cepat. Begitu ada laporan masuk, tim kaji cepat segera menuju lokasi, sementara persiapan pasukan di posko berlangsung secara paralel. Bahkan, tak jarang pasukan di posko bisa tiba lebih dulu.

“Ini jadi pelajaran penting. Penanganan bencana itu bukan hanya soal pemadaman, tapi proses awal seperti kaji cepat dan pengorganisasian pasukan juga sangat vital,” jelas Multazam.

Terkait kondisi terakhir, Multazam menyampaikan bahwa secara umum situasi karhutla di Kotim masih terkendali. Meski wilayah selatan rawan karhutla, namun hujan yang turun beberapa hari terakhir cukup meredam potensi kebakaran.

“Visual kondisi lapangan relatif aman. MPA dari tiga kecamatan di wilayah selatan juga menyampaikan status masih terkendali. Titik panas nihil. Tapi berdasarkan prakiraan BMKG, cuaca panas masih berpotensi terjadi, meski diselingi hujan dengan intensitas rendah. Jadi, kewaspadaan tetap harus dijaga,” pungkasnya.(ko)