Suara Petani, Suara Hati Pak De Bambang Purwanto, Setia Mengawal Harapan Hijau Kalimantan

oleh
oleh
Bambang Purwanto

PANGKALAN BUN — Semilir angin di ajang Pekan Daerah (PEDA) KTNA di Kotawaringin Barat terasa lebih sejuk saat kehadiran sosok yang begitu dirindukan petani Kalimantan Tengah: Bambang Purwanto, anggota Komisi IV DPR RI yang akrab disapa Pak De. Di tengah keramaian acara, suasana menjadi akrab dan penuh harapan ketika para petani menyampaikan langsung keluh kesah serta harapan mereka kepada wakil rakyat yang dikenal rendah hati ini.

Dengan penuh ketulusan, Pak De mendengarkan setiap aspirasi yang datang dari hati para petani. Ia menegaskan bahwa pertanian bukan hanya persoalan tanam dan panen, melainkan juga tentang kehidupan, kesejahteraan, dan masa depan keluarga petani. “Saya datang bukan hanya untuk mendengar, tetapi untuk membawa harapan kalian ke meja kebijakan nasional,” ucapnya lembut namun tegas.

Pak De juga menyampaikan bahwa pertanian dalam arti luas mencakup peternakan, perikanan, perkebunan, bahkan kehutanan rakyat. Semua sektor itu, menurutnya, harus diperjuangkan agar petani memiliki daya tahan dalam menghadapi tantangan zaman. “Tanah yang kalian garap adalah sumber kehidupan kita semua. Maka sudah seharusnya kalian mendapat dukungan penuh,” tutur beliau dengan nada bersahaja.

Baca Juga:  Juara Umum PEDA KTNA XIV, Kobar Siap ke Panggung Nasional

Para petani yang hadir merasa tersentuh. Bagi mereka, Pak De bukan sekadar wakil rakyat, tetapi juga bagian dari keluarga besar petani yang memahami betul lika-liku perjuangan di ladang dan sawah. Tak sedikit dari mereka yang mengaku mendapatkan energi baru setelah berdialog langsung dengan sosok yang sudah lama memperjuangkan hak-hak petani di Senayan ini.

Di sela acara, Pak De juga menyinggung pentingnya dukungan pemerintah terhadap alat pertanian modern, penyuluh lapangan, distribusi pupuk, serta pembukaan akses pasar yang adil bagi petani daerah. Ia menegaskan bahwa pembangunan pertanian harus berkelanjutan dan berbasis pada kearifan lokal. “Petani kita tidak boleh berjalan sendiri. Negara harus hadir, dan saya adalah bagian dari kehadiran itu,” ujarnya mantap.

Mengakhiri kunjungannya, Pak De mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bahu-membahu menjaga semangat pertanian di Kalimantan Tengah. “Suara petani adalah suara hati. Selama saya dipercaya rakyat, suara itu akan terus saya jaga dan perjuangkan,” tutupnya dengan senyum hangat yang mengalirkan rasa tenang dan optimisme bagi seluruh peserta PEDA.(bob)