PALANGKA RAYA, Kaltengonline.com – Wakil Ketua II Komisi III DPRD Kota Palangka Raya, Sri Ani Rintuh menyampaikan keprihatinannya terhadap tingginya kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah setempat sepanjang 2025.
“Berdasarkan data yang saya terima, hingga saat ini telah terjadi 77 kasus karhutla yang menghanguskan total 23,30 hektare lahan. Ini sudah menjadi kekhawatiran kita ya,” kata Sri di Palangka Raya, beberapa waktu silam.
Menurutnya, kondisi ini harus menjadi peringatan serius bagi semua pihak, terutama Pemerintah Kota Palangka Raya, untuk meningkatkan langkah-langkah pencegahan secara terukur dan berkelanjutan. Ia menegaskan, pencegahan jauh lebih efektif dibandingkan penanggulangan saat api sudah meluas.
“Saya minta kepada Pemerintah Kota Palangka Raya untuk meningkatkan upaya pencegahan, dengan melakukan patroli dan sosialisasi yang masif kepada warga. Terutama pemangku kepentingan di tingkat bawah, seperti RT dan RW,” ujarnya.
Sri menilai, patroli rutin di wilayah rawan karhutla harus menjadi kegiatan prioritas, khususnya pada musim kemarau seperti saat ini. Dengan keberadaan petugas di lapangan, potensi kebakaran dapat terdeteksi dan diantisipasi lebih dini.
“Lahan-lahan kering yang berdekatan dengan permukiman penduduk juga perlu menjadi perhatian,” tambahnya
Ia juga mendorong adanya sinergi antara BPBD, Dinas Lingkungan Hidup, serta pemerintah kelurahan dan kecamatan untuk aktif melibatkan masyarakat dalam pengawasan wilayah. Menurutnya, partisipasi warga sangat penting sebagai garda terdepan pencegahan karhutla.
Sri mengingatkan, kabut asap akibat karhutla tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga mengganggu kesehatan masyarakat, terutama anak-anak dan lansia. Oleh karena itu, pencegahan harus menjadi prioritas utama.
“Pemerintah harus rutin melakukan sosialisasi, terutama di wilayah pinggiran kota yang masih sering melakukan pembakaran untuk membuka lahan pertanian. Ini harus dihentikan,” tutupnya. (ham/ko)