Petani Kobar Kompak Bela Demplot Pertanian, Minta Pemkab Tak Mundur Hadapi Sengketa

oleh
oleh

PANGKALAN BUN, kaltengonline.com – Dukungan terus mengalir untuk Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Barat (Kobar) dalam menghadapi sengketa lahan demplot pertanian. Kali ini, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Kobar bersama KTNA Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) menegaskan komitmen mereka untuk berdiri di belakang pemerintah demi mempertahankan aset pertanian strategis tersebut.

Ketua KTNA Kalteng, Syahrian, menyampaikan bahwa putusan yang memenangkan ahli waris almarhum Brata Ruswanda jelas mengecewakan para petani. “Kami berharap besar lahan itu tetap menjadi demplot pertanian. Letaknya sangat strategis dan bisa dijadikan pusat pembelajaran serta pengembangan pertanian. Apalagi setelah Pekan Daerah kemarin, kami semakin yakin potensi lahan ini luar biasa untuk kemajuan petani,” ujarnya, Minggu (24/8/2025).

Ia menjelaskan, keberadaan lahan di kawasan kota membuatnya sangat cocok dijadikan pusat edukasi dan inovasi. “Bila dikelola serius, lahan ini bisa menjadi sekolah lapangan bagi generasi muda. Mereka bisa belajar mulai dari pengolahan tanah hingga panen. Pejabat pun bisa melihat langsung hasil kerja keras petani. Dengan begitu, visi pemerintah di sektor pertanian akan lebih cepat dirasakan masyarakat,” kata Syahrian.

Baca Juga:  KSMI Kobar Cetak Wasit Muda Bersertifikat

Lebih jauh, Syahrian menekankan bahwa KTNA hadir sebagai bentuk dukungan nyata agar Pemkab Kobar tidak mundur. “Kami ingin pemerintah terus maju memperjuangkan lahan ini. Bahkan kami berharap suara petani bisa terdengar hingga ke pusat, termasuk Presiden Prabowo. Kami percaya beliau peduli dengan masa depan petani,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa lahan seluas 10 hektare tersebut pernah menjadi lokasi uji coba varietas padi unggul. “Di sana kami sudah membuktikan bisa menanam berbagai jenis padi dengan hasil baik. Ke depan, kami ingin Kobar mandiri dan tidak bergantung pada bibit luar. Lahan ini adalah kunci untuk mewujudkan itu,” jelasnya.

Menurutnya, perjuangan mempertahankan lahan demplot bukan hanya soal tanah, melainkan tentang masa depan pertanian daerah. “Jika semua pihak bersatu, lahan ini bisa menjadi ikon pertanian sekaligus pusat inovasi yang membanggakan Kobar,” tutup Syahrian.(bob)