SAMPIT, Kaltengonline.com – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) menggelar seminar wawasan kebangsaan di Gedung Serba Guna Sampit, Selasa (26/8). Kegiatan ini menghadirkan ulama muda karismatik, Dr. Habib Segaf Bin Hasan Baharun, pimpinan Pondok Pesantren Dalwa Putri Bangil, Jawa Timur.
Pj Sekretaris Daerah (Sekda) Kotim, Masri, saat membuka kegiatan menegaskan pentingnya memahami nilai kebangsaan dan keislaman secara utuh. Menurutnya, Habib Segaf di kenal memiliki pemikiran luas tentang Islam dan kebangsaan, yang selalu menekankan bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman, serta ukhuwah merupakan kunci keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Melalui ceramah beliau, kita di ajak menanamkan kesadaran bahwa kekuatan persaudaraan, baik ukhuwah islamiyah maupun ukhuwah wathaniyah, adalah pondasi dalam menjaga keutuhan bangsa,” ujar Masri.
Seminar yang di ikuti oleh pelajar, mahasiswa, serta perwakilan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ini mengusung tema ‘Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathaniyah: Jalan Menuju Persatuan dan Kemajuan Bangsa’.
Masri menambahkan, usia 80 tahun kemerdekaan adalah momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk semakin matang, kuat, dan mandiri. Namun, hal itu hanya bisa terwujud apabila persatuan terus di jaga dan di isi dengan kontribusi positif.
“Kotim ini miniatur Indonesia. Keberagaman suku, agama, dan budaya yang hidup harmonis merupakan warisan berharga. Jika kerukunan tetap terjaga, pembangunan berjalan lancar, kesejahteraan meningkat, dan generasi muda tumbuh dalam lingkungan yang damai serta bermartabat,” tegasnya.
Dalam paparannya, Habib Segaf menegaskan ukhuwah islamiyah dan ukhuwah wathaniyah ibarat dua sayap burung yang tidak bisa di pisahkan. Keduanya harus berjalan seimbang agar bangsa Indonesia bisa terbang tinggi menuju kemajuan.
Sebagai informasi, Habib Segaf lahir di Malang, 7 Juni 1974. Ia merupakan putra dari Habib Hasan Baharun, pendiri Ponpes Dalwa Bangil. Sejak kecil menempuh pendidikan dasar hingga menengah di bawah asuhan ayahnya, lalu pada 1994 melanjutkan studi ke Timur Tengah dan berguru kepada sejumlah ulama besar.
Melalui seminar ini, di harapkan peserta mendapat pencerahan, motivasi, dan semangat baru untuk menjaga persatuan, mengamalkan nilai kebhinekaan, serta melanjutkan perjuangan para pendiri bangsa. (ko)