DLH Gandeng UPR Susun Profil Keanekaragaman Hayati Barsel

oleh
oleh
PENYUSUNAN: Tim penyusun profil keanekaragaman hayati Provinsi Kalteng dari Universitas Palangka Raya (UPR) yang dipimpin oleh Dr. Belinda Hastari dan Robby Octavianus, bersama Kepala DLH Barsel, Bilivson.
PENYUSUNAN: Tim penyusun profil keanekaragaman hayati Provinsi Kalteng dari Universitas Palangka Raya (UPR) yang dipimpin oleh Dr. Belinda Hastari dan Robby Octavianus, bersama Kepala DLH Barsel, Bilivson.

BUNTOK, Kaltengonline.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan Tengah menugaskan tim dari Universitas Palangka Raya (UPR) untuk menyusun profil keanekaragaman hayati di Kabupaten Barito Selatan.

Ahli dari UPR, Dr. Belinda Hastari, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menghimpun data mengenai berbagai jenis tumbuhan yang ada di wilayah Bumi Dahani Dahanai Tuntung Tulus.

“Kunjungan kami ini merupakan penugasan dari DLH Provinsi untuk membantu penyusunan profil keanekaragaman hayati di Barsel,” ujarnya saat berada di Kantor DLH Barsel, Senin (1/9).

Ia menambahkan, sejak sehari sebelumnya tim yang terdiri dari para ahli dan mahasiswa Fakultas Kehutanan UPR telah melakukan koordinasi dengan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Barsel, terutama dengan DLH.

“Untuk melengkapi data, kami juga akan melakukan kunjungan lapangan ke beberapa desa guna mengambil sampel keanekaragaman hayati,” jelasnya.

Baca Juga:  Wakil Bupati Barsel Kunjungi Desa Bundar Serap Aspirasi Warga

Menurut Belinda, hasil pendataan tersebut nantinya akan dibukukan menjadi profil keanekaragaman hayati Kabupaten Barito Selatan.

Hingga saat ini, DLH Kalteng bersama UPR telah menyelesaikan penyusunan profil keanekaragaman hayati di 11 kabupaten dan 1 kota di Kalteng. Hanya Barsel dan Gunung Mas yang masih dalam proses.

“Jadi, tinggal dua daerah ini yang belum rampung, yaitu Barsel dan Gunung Mas,” ungkapnya.

Belinda juga menyebutkan, di Barsel terdapat tiga desa yang menjadi lokasi pengambilan data, yakni Desa Sanggu, Sababilah, dan Madara.

“Selain pengambilan data lapangan, kami juga akan melakukan wawancara, observasi, hingga survei responden. Harapannya data yang terkumpul bisa terpenuhi bahkan optimal,” tambahnya.

Rangkaian kegiatan penyusunan profil keanekaragaman hayati ini dijadwalkan berlangsung hingga 5 September 2025. (ner/ko)