Bupati Kotim Pertimbangkan Relokasi Depo Sampah Dekat SMPN 3 Sampit, Cari Solusi Tanpa Timbulkan Masalah Baru

oleh
oleh
SAMPAH : Depo sampah yang ada di Jalan Christopel Mihing, tepat di samping SMPN 3 Sampit ini terlihat, Rabu (17/9).
SAMPAH : Depo sampah yang ada di Jalan Christopel Mihing, tepat di samping SMPN 3 Sampit ini terlihat, Rabu (17/9).

SAMPIT, Kaltengonline.com – Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), H. Halikinnor, menyatakan akan mengkaji ulang keberadaan depo sampah di Jalan Christopel Mihing, tepat di samping SMPN 3 Sampit, yang selama ini kerap menuai keluhan warga, terutama pihak sekolah.

Menurutnya, lokasi depo sampah tersebut menimbulkan persoalan serius karena aroma tak sedap sering mengganggu aktivitas belajar mengajar, bahkan berpotensi membahayakan kesehatan siswa maupun tenaga pendidik.

“Memang ada surat dari pihak sekolah yang mengusulkan agar depo sampah dipindahkan. Saya sudah disposisi ke Sekda untuk dibahas bersama dinas terkait, karena keluhan masyarakat soal bau memang terus muncul,” kata Halikinnor, Selasa (16/9).

Meski laporan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menyebut depo sudah dibersihkan sehingga bau berkurang, namun protes dari masyarakat dan sekolah tetap berdatangan. Hal ini membuat pemerintah daerah perlu mencari langkah bijak agar persoalan tidak berlarut.

Halikinnor menegaskan, keputusan menutup depo tidak bisa diambil secara tergesa-gesa. Sebab, di sisi lain, fasilitas itu sangat dibutuhkan sebagai tempat penampungan sementara sebelum sampah diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).

Baca Juga:  Pemkab Kotim Siapkan Kolaborasi Pendidikan dan Industri

“Kalau ditutup begitu saja, maka akan timbul masalah baru. Sampah rumah tangga bisa menumpuk, dibuang sembarangan, dan memicu keresahan warga. Jadi, harus ada alternatif yang jelas,” terangnya.

Sebagai langkah awal, pemerintah daerah berencana membersihkan depo secara menyeluruh dan menutup rapat semua akses pintu serta ventilasi untuk menguji sejauh mana bau masih tercium, terutama di lingkungan sekolah.

“Kami akan uji langsung saat jam pelajaran. Saya bersama Dinas Pendidikan, DLH, pihak sekolah, dan masyarakat akan mengecek apakah bau masih terasa. Kalau memang tetap mengganggu, maka tidak boleh dibiarkan,” tegasnya.

Bupati menekankan, pemerintah akan berusaha mencari jalan tengah agar kebutuhan fasilitas pengelolaan sampah tetap terpenuhi tanpa harus mengorbankan kenyamanan dan kesehatan siswa. (ko)