Wujudkan Kalteng Bermartabat, Maju, Sejahtera, dan Bebas Stunting

oleh
oleh

PALANGKA RAYA, Kaltengonline.com – Wakil Gubernur Kalimantan Tengah H Edy Pratowo SSos MM, melalui Kepala Bapperida Kalteng Ir Leoanrd S Ampung MM MT menegaskan perlunya sinergi dan kolaborasi lintas sektor sebagai kunci percepatan penurunan stunting di wilayahnya.

Hal ini disampaikannya saat membuka Kegiatan Evaluasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025 di Aula Jaya Tingang, Kantor Gubernur, Selasa (30/9).

Dalam sambutannya, Leonard mengingatkan bahwa stunting bukan sekadar persoalan gizi, melainkan tantangan serius yang menghambat pembangunan sumber daya manusia jangka panjang.

Oleh karena itu, TPPS harus menjadi motor penggerak sinergi antar perangkat daerah untuk memastikan upaya penurunan stunting berjalan efektif dan terintegrasi.

“Sebagaimana kita ketahui, Stunting masih menjadi tantangan serius dalam pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia di Kalimantan Tengah. Berdasarkan Perpres Nomor 72 Tahun 2021, pemantauan dan evaluasi merupakan bagian penting untuk mengukur efektivitas, capaian, sekaligus perbaikan strategi percepatan penurunan stunting,” tegasnya.

Melalui kegiatan evaluasi ini, Pemerintah Provinsi ingin menilai sejauh mana capaian program tahun 2024 sampai dengan semester I tahun 2025, mengidentifikasi kendala yang dihadapi, serta merumuskan rekomendasi perbaikan agar langkah kita ke depan semakin tepat sasaran.

Baca Juga:  Dukung Kontingen Kalteng, Leonard Hadiri Pembukaan PORNAS Korpri Tahun 2025

Hal ini juga menindaklanjuti hasil evaluasi BPKP yang menekankan pentingnya peningkatan pemahaman anggota TPPS terhadap tugas dan fungsi, serta perlunya memperkuat koordinasi lintas sektor. Dengan sinergi yang lebih baik, akan dapat memastikan konvergensi intervensi spesifik maupun sensitif berjalan lebih optimal.

Target nasional penurunan stunting tahun 2025 adalah 18,8%, dan target di Kalimantan Tengah sebesar 20,6%. Angka ini hanya dapat kita capai dengan kerja keras, komitmen, serta sinergi seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah, akademisi, organisasi masyarakat, mitra pembangunan, hingga dunia usaha.

“Saya mengajak seluruh anggota TPPS, baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota, untuk menjadikan forum evaluasi ini bukan hanya sebagai agenda rutin, tetapi sebagai ruang pembelajaran bersama,” tambahnya lagi.

Leo menegaskan bahwa Pwmweintah Provinsi harus berani terbuka pada kelemahan, sekaligus kreatif dalam merumuskan solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan di lapangan.

Dengan kerja sama yang erat, diyakini mampu mewujudkan Kalteng yang bermartabat, maju, sejahtera, dan bebas Stunting, sebagai kontribusi nyata menuju Indonesia Emas 2045.

Diharapkan kegiatan evaluasi ini berjalan lancar dan memberikan hasil yang bermanfaat bagi perbaikan strategi percepatan penurunan stunting di Kalimantan Tengah. (hms/nue/ko)